Gus Kautsar menyebutkan dalam pertemuan itu sempat dibahas dua nama cawapres yang paling kuat untuk mendampingi Prabowo.
Nama bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto telah mengerucut dua nama, salah satunya muncul nama Khofifah Indar Parawansa.
"Yang beliau (Prabowo) sebutkan cuma ada mengerucut tinggal dua nama kayaknya. Tapi tidak spesifik disebutkan (oleh Prabowo) namanya," kata Gus Kautsar usai silaturahmi dengan Prabowo
Tetapi Gus Kautsar juga memberi sinyal terkait nama Khofifah Indar Parawansa muncul, namun masih menunggu restu dari Joko Widodo dan para Kiai.
Kemudian dalam pertemuan itu juga Gus Kautsar menegaskan bahwa dalam pertemuan dengan Prabowo tersebut para kiai dan gus yang hadir tak sama sekali mengusulkan nama cawapres kepada Prabowo.
"Tidak ada usul tadi. Para masyayikh menyerahkan ke Prabowo" terangnya lagi.
"Intinya dari kiai tidak ada memunculkan nama. Pak Prabowo hanya meminta restu," ujar Gus Kautsar.
Airlangga bicara 4 mata dengan Khofifah
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Khofifah Indar Parawansa pada Selasa (3/10/2023) malam.
Pertemuan itu berlangsung di Tuban, Jawa Timur.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur Sarmuji mengatakan, setelah Airlangga dan Khofifah bertemu, dalam beberapa hari ke depan akan terjadi kejutan terkait Pilpres 2024.
Namun, ia enggan menjelaskan secara rinci ihwal kejutan yang dimaksud tersebut.
"Beberapa hari ke depan mungkin saja ada kejutan yang baik bagi proses pendaftaran (bakal) capres dan cawapres," kata Sarmuji kepada wartawan, Rabu (4/10/2023).
"Jika melihat suasana beliau berdua (Airlangga-Khofifah) insyaallah akan ada hal yang positif bagi proses pilpres dari Partai Golkar," sambungnya.
Sarmuji menjelaskan, pertemuan itu terjadi saat Partai Golkar merayakan perayaan Maulid Nabi.
Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan berkumpul di Rumah Dinas Bupati Tuban Aditya Halinda Faridzki.
"Setelah kami merayakan Maulid Nabi, Pak Airlangga disuguhi tumpeng nasi kuning untuk di potong. Ternyata potongan pertama diberikan kepada Bu Khofifah dan potongan kedua diberikan kepada saya," kata Sarmuji.
Menurut dia, di balik pemberian tumpeng tersebut terdapat pesan tersirat yang ingin ditunjukkan oleh Airlangga kepada publik.
"Ada pesan simbolik penuh makna dari potongan tumpeng untuk Bu Khofifah. Pak Airlangga juga sempat bilang ke Bu Gubernur 'Kalau nggak jadi Gubernur jadinya ya dari nasi kuning' ini semacam kode yang dilemparkan Pak Airlangga," kata Sarmuji.
Sarmuji menjelaskan, keduanya pun juga menggelar pertemuan empat mata, meski di ruangan terbuka.
"Tapi saya tidak tahu persis apa isi pembicaraannya. Meskipun di ruang yang tidak tertutup tapi Pak Airlangga, Bu Khofifah hanya bicara berdua sementara kami mengamati dari jauh saja," ujar Sarmuji.
Saat ini Partai Golkar telah bergabung ke Koalisi Indonesia Maju atau KIM. Adapun KIM saat ini terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda dan Partai Gelora.
Gabungan partai politik itu telah mendeklarasikan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres di Pilpres 2024.
Alasan Khofifah jadi rebutan
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengungkapkan alasan mengapa Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kini menjadi kandidat Cawapres yang diperebutkan oleh kubu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Adi mengatakan, baik Ganjar maupun Prabowo, sama-sama membutuhkan suara di Jawa Timur untuk bisa menang di Pilpres 2024.
Khofifah pun menjadi sosok yang terbilang kuat dan memiliki jumlah pemilih yang besar di Jawa Timur, mengingat kini ia juga masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur.
Dengan bersanding bersama Khofifah, maka Ganjar atau Prabowo bisa meningkatkan elektabilas mereka.
"Saya kira argumennya tiga hal kenapa Khofifah cenderung diminati oleh kubu Ganjar Pranowo dan kubu Prabowo Subianto."
"Pertama, secara teritori Khofifah memang kuat di Jawa Timur."
"Dengan jumlah pemilih yang cukup luar biasa, tentu dengan Khofifah bisa maju, bisa bersandingan, sekalipun posisinya sebagai Cawapres."
"Tapi, kekuatan politik di Jawa Timur relatif bisa meningkatkan elektabilitas Khofifah dengan calonnya nanti," kata Adi dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (30/9/2023).
Lebih lanjut Adi menyebut, bagi Ganjar yang sudah kuat suaranya di Jawa Timur, Khofifah akan bisa melipatgandakan suaranya di Jawa Timur.
Sementara itu bagi Prabowo, Khofifah akan mengatasi kekurangan Prabowo yang memang suaranya cukup lemah di Jawa Timur.
Baca juga: Mengerucut, Ini Prediksi Bakal Cawapres Ganjar dan Prabowo, Sosok Wanita Ini Jadi Rebutan Dua Calon
"Bagi Ganjar Pranowo yang kuat di Jawa Timur misalnya, kalau bersanding dengan Khofifah, ini akan semakin menebalkan bahwa suara Ganjar akan semakin berlipat ganda dengan adanya Khofifah."
"Tapi bagi Prabowo Subianto, maka ini akan menambal kekurangan."
"Dimana memang selama ini Prabowo memang cukup lemah di Jawa Timur," ungkap Adi.