TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa disebut-sebut menjadi calon kuat bakal calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024.
Sosok Khofifah bahkan diperhitungkan oleh dua bakal calon presiden, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Tribun menghimpun beberapa peristiwa politik terkait Khofifah yang kemungkinan akan maju di Pilpres 2024.
Khofifah bertemu Megawati
Komunikasi Khofifaf dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bahkan sudah terjalin.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy atau Romy, mengatakan bahwa Khofifah telah melakukan pertemuan dengan Megawati.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto tak menampik bahwa Megawati dan Khofifah telah beberapa kali bertemu.
Namun, pertemuan tersebut tidak diagendakan secara khusus untuk membahas tentang cawapres Ganjar.
"Pertemuan Ibu Mega dengan Ibu Khofifah memang dilakukan berulang kali."
"Ada pertemuan saat pertemuan para Kepala Desa seluruh Indonesia ada pertemuan juga saat meninjau Mangrove, karena Ibu Mega ini pencinta lingkungan, sehingga menempatkan Pilpres dan Pileg sebagai komitmen membangun masa depan dengan merawat pertiwi," jelas Hasto.
Dari sejumlah pertemuan tersebut, kata Hasto, Megawati menggali hal-hal fundamental dari sosok kandidat cawapres Ganjar dengan membahas agenda strategis ke depan hingga visi dan misi.
"Membahas mengenai mangrove, membahas pemerintahan ke depan."
"Karena orang-orang hanya fokus pada figur, hal-hal yang sangat fundamental, (seperti) narasi dan visi misi, agenda strategis yang seharusnya kita gali," ucap Hasto.
Khofifah sendiri tak hanya dilirik oleh kubu Ganjar, melainkan juga kubu bacapres Prabowo Subianto.
Saat ditanya hendak berlabuh ke mana, Khofifah hanya melempar tawa kepada awak media.
Khofifah mengaku masih tegak berdiri untuk Jawa Timur.
"Makanya aku mau ngomong ada Pak Presiden. Supaya kalian tidak tanya," jawab Khofifah ke awak media sambil tertawa lepas, Selasa (3/9/2023) dikutip dari youTube KompasTV.
Ganjar dan Prabowo melirik Khofifah karena ingin menggaet suara kaum Nahdliyin.
Selain itu, Khofifah juga dinilai sebagai representasi sosok pemimpin perempuan.
Sehingga tak heran jika Khofifah masuk radar di dua partai yang belum mengumumkan sosok cawapresnya, yakni PDI-Perjuangan dan Partai Gerindra.
Hal tersebut juga diungkapkan langsung oleh Ketua Umum DPP PDIP, Puan Maharani.
Ia secara jelas menyebut bahwa Khofifah masuk dalam pertimbangan para elite PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.
"Ya bisa saja nama Bu Khofifah muncul dan kita pertimbangkan nama Bu Khofifah."
"Ya, (beliau) masuk dalam radar," ungkap Puan Jumat (29/9/2023), dikutip dari Kompas TV.
Di sisi lain, Khofifah juga pernah terlihat berbincang akrab dengan Ketua Umum, PDIP Megawati Soekarnoputri, pada Juli lalu.
Hal lain yang juga memperkuat dugaan siapa cawapres mendampingi Ganjar Parnowo yakni dari pernyataan Hasto Kristiyanto.
Hasto sempat mengatakan, sosok pendamping Ganjar Pranowo bisa saja seorang perempuan.
Namun, pihaknya enggan menyebutkan nama sosok perempuan tersebut.
Lebih lanjut, pihaknya menegaskan untuk urusan bakal cawapres pendamping Ganjar akan dibahas saat momentum yang tepat.
"Terkait dengan capres-cawapres siapa yang akan mendampingi Ganjar Pranowo nanti pada momentum yang tepat, karena pendaftaran di KPU sendiri itu, kan, baru dilakukan pada tanggal 19 Oktober. Dimulai 19 Oktober kalau tidak salah sampai 25 Oktober."
"Jadi skala prioritas sekarang itu mempertajam narasi tentang masa depan Indonesia yang akan diusung oleh Pak Ganjar dan Mister X-nya atau juga bisa Miss X, gitu kan," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Peluang Khofifah dampingi Prabowo
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa soal peluang Prabowo berpasangan dengan Khofifah akan dikomunikasikan dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Pernyataan itu disampaikan oleh Muzani di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (3/10).
Sementara itu Khofifah sendiri juga tampak menjajaki hubungan politik dengan PDIP.
Bahkan Puan Maharani mengakui nama Khofifah dipertimbangkan jadi cawapres Ganjar Pranowo.
Selain itu Khofifah juga disebut telah bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Namun hal itu tak membuat kubu Prabowo mundur dan tetap akan mengkomunikasikan Khofifah sebagai cawapres Prabowo.
Muzani mengatakan bahwa semua proses penentuan bacawapres bakal dikomunikasikan dengan anggota KIM.
“Semua kriteria yang mengarah pada nama akan Pak Prabowo sampaikan pada partai koalisi, supaya menjadi keputusan bersama,” ucap Muzani.
Menurut Muzani, Prabowo mendapatkan banyak masukan soal cawapres dari para kiai di Jawa Timur.
Muzani menyebut bahwa Prabowo sangat mempertimbangkan masukan dari para kiai terkait sosok cawapres yang akan mendampinginya.
Sementara itu, bakal capres Prabowo Subianto bersilaturahmi dengan sejumlah ulama, gus, dan kiai NU Jatim di Surabaya pada Kamis (28/9/2023).
Diantara ulama yang dikunjungi adalah Muhammad Abdurrahman Kautsar atau Gus Kautsar pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Kediri.
Gus Kautsar menyebutkan dalam pertemuan itu sempat dibahas dua nama cawapres yang paling kuat untuk mendampingi Prabowo.
Nama bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto telah mengerucut dua nama, salah satunya muncul nama Khofifah Indar Parawansa.
"Yang beliau (Prabowo) sebutkan cuma ada mengerucut tinggal dua nama kayaknya. Tapi tidak spesifik disebutkan (oleh Prabowo) namanya," kata Gus Kautsar usai silaturahmi dengan Prabowo
Tetapi Gus Kautsar juga memberi sinyal terkait nama Khofifah Indar Parawansa muncul, namun masih menunggu restu dari Joko Widodo dan para Kiai.
Kemudian dalam pertemuan itu juga Gus Kautsar menegaskan bahwa dalam pertemuan dengan Prabowo tersebut para kiai dan gus yang hadir tak sama sekali mengusulkan nama cawapres kepada Prabowo.
"Tidak ada usul tadi. Para masyayikh menyerahkan ke Prabowo" terangnya lagi.
"Intinya dari kiai tidak ada memunculkan nama. Pak Prabowo hanya meminta restu," ujar Gus Kautsar.
Airlangga bicara 4 mata dengan Khofifah
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Khofifah Indar Parawansa pada Selasa (3/10/2023) malam.
Pertemuan itu berlangsung di Tuban, Jawa Timur.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur Sarmuji mengatakan, setelah Airlangga dan Khofifah bertemu, dalam beberapa hari ke depan akan terjadi kejutan terkait Pilpres 2024.
Namun, ia enggan menjelaskan secara rinci ihwal kejutan yang dimaksud tersebut.
"Beberapa hari ke depan mungkin saja ada kejutan yang baik bagi proses pendaftaran (bakal) capres dan cawapres," kata Sarmuji kepada wartawan, Rabu (4/10/2023).
"Jika melihat suasana beliau berdua (Airlangga-Khofifah) insyaallah akan ada hal yang positif bagi proses pilpres dari Partai Golkar," sambungnya.
Sarmuji menjelaskan, pertemuan itu terjadi saat Partai Golkar merayakan perayaan Maulid Nabi.
Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan berkumpul di Rumah Dinas Bupati Tuban Aditya Halinda Faridzki.
"Setelah kami merayakan Maulid Nabi, Pak Airlangga disuguhi tumpeng nasi kuning untuk di potong. Ternyata potongan pertama diberikan kepada Bu Khofifah dan potongan kedua diberikan kepada saya," kata Sarmuji.
Menurut dia, di balik pemberian tumpeng tersebut terdapat pesan tersirat yang ingin ditunjukkan oleh Airlangga kepada publik.
"Ada pesan simbolik penuh makna dari potongan tumpeng untuk Bu Khofifah. Pak Airlangga juga sempat bilang ke Bu Gubernur 'Kalau nggak jadi Gubernur jadinya ya dari nasi kuning' ini semacam kode yang dilemparkan Pak Airlangga," kata Sarmuji.
Sarmuji menjelaskan, keduanya pun juga menggelar pertemuan empat mata, meski di ruangan terbuka.
"Tapi saya tidak tahu persis apa isi pembicaraannya. Meskipun di ruang yang tidak tertutup tapi Pak Airlangga, Bu Khofifah hanya bicara berdua sementara kami mengamati dari jauh saja," ujar Sarmuji.
Saat ini Partai Golkar telah bergabung ke Koalisi Indonesia Maju atau KIM. Adapun KIM saat ini terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda dan Partai Gelora.
Gabungan partai politik itu telah mendeklarasikan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres di Pilpres 2024.
Alasan Khofifah jadi rebutan
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengungkapkan alasan mengapa Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kini menjadi kandidat Cawapres yang diperebutkan oleh kubu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Adi mengatakan, baik Ganjar maupun Prabowo, sama-sama membutuhkan suara di Jawa Timur untuk bisa menang di Pilpres 2024.
Khofifah pun menjadi sosok yang terbilang kuat dan memiliki jumlah pemilih yang besar di Jawa Timur, mengingat kini ia juga masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur.
Dengan bersanding bersama Khofifah, maka Ganjar atau Prabowo bisa meningkatkan elektabilas mereka.
"Saya kira argumennya tiga hal kenapa Khofifah cenderung diminati oleh kubu Ganjar Pranowo dan kubu Prabowo Subianto."
"Pertama, secara teritori Khofifah memang kuat di Jawa Timur."
"Dengan jumlah pemilih yang cukup luar biasa, tentu dengan Khofifah bisa maju, bisa bersandingan, sekalipun posisinya sebagai Cawapres."
"Tapi, kekuatan politik di Jawa Timur relatif bisa meningkatkan elektabilitas Khofifah dengan calonnya nanti," kata Adi dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (30/9/2023).
Lebih lanjut Adi menyebut, bagi Ganjar yang sudah kuat suaranya di Jawa Timur, Khofifah akan bisa melipatgandakan suaranya di Jawa Timur.
Sementara itu bagi Prabowo, Khofifah akan mengatasi kekurangan Prabowo yang memang suaranya cukup lemah di Jawa Timur.
Baca juga: Mengerucut, Ini Prediksi Bakal Cawapres Ganjar dan Prabowo, Sosok Wanita Ini Jadi Rebutan Dua Calon
"Bagi Ganjar Pranowo yang kuat di Jawa Timur misalnya, kalau bersanding dengan Khofifah, ini akan semakin menebalkan bahwa suara Ganjar akan semakin berlipat ganda dengan adanya Khofifah."
"Tapi bagi Prabowo Subianto, maka ini akan menambal kekurangan."
"Dimana memang selama ini Prabowo memang cukup lemah di Jawa Timur," ungkap Adi.