Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP PKB sekaligus bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan pihaknya akan menggunakan strategi 'desa mengepung kota' untuk mengalahkan suara PDI Perjuangan (PDIP) di Jawa Tengah.
Muhaimin meyakini dengan strategi itu, seluruh kader PKB yang berada di desa-desa dapat menguasai suara di daerah perkotaan.
Menanggapi hal tersebut, Politisi PDIP sekaligus Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah mengaku tidak khawatir dengan pernyataan Muhaimin tersebut.
Baca juga: Respons Menag Yaqut Disebut Buzzer oleh Cak Imin: Nggak Apa-apa
Hal itu menurut dia karena PDIP memiliki basis massa yang solid di pedesaan namun soliditas tersebut terus dijaga.
"PDIP itu hadir dan tinggal di desa, ibaratnya tanah tumpah darah kami ya karena PDIP berangkat dari akar rumput. Memperkuat akar rumput ya, biar semakin mendalam. Silaturahmi diperkuat agar semakin 'guyub'," kata Gus Falah saat dikonfirmasi, Minggu (8/10/2023).
Gus Falah mengatakan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto atau Bambang 'Pacul' sebagai pimpinan partai di Jateng sudah mengungkapkan strategi Catenaccio untuk mempertahankan suara di Jateng.
Menurut dia, Bambang 'Pacul' sudah menjelaskan bahwa strategi pertahanan Catenaccio memiliki sifat yang bisa menyerang ramai-ramai sebagai serangan balik sehingga membuat lawan terkaget-kaget.
"Jateng sebagai barometer, akan menggunakan sistem grendel mengamankan suara. Lalu pertahanan Catenaccio akan sulit ditembus, karena kami pertahanannya ada di desa. Itu kan menggunakan berbagai macam cara, pasukan yang ada di Jateng khususnya ada pasukan 'gorong-gorong' itu kopassus-nya, lalu ada pasukan 'burung hantu' dan pasukan gembira ria yang jumlahnya ratusan ribu," ujarnya.
Gus Falah pun mempersilakan Muhaimin menyatakan akan mengimbangi suara PDIP di Jateng namun partainya memiliki strategi yang tepat untuk memenangkan Pemilu 2024.
Dia mengatakan PDIP menganggap semua parpol adalah bagian dari rival yang membangun untuk demokrasi.
Menurut dia, PDIP sebagai pemenang pemilu tidak mau jumawa namun partainya akan lebih waspada.
"Kita harus menggunakan prinsip itu, ga boleh jumawa, waspada, siaga kan gitu," jelas dia.