News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Panda Nababan: Saya Khawatir Ada Pihak yang Menjerumuskan Presiden Jokowi 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi). Politikus senior PDIP Panda Nababan mengaku, dengan apa peristiwa politik yang terjadi saat ini di khawatirkan ada pihak-pihak yang berupaya menjerumuskan Presiden Jokowi.

Tapi penjilat yang mau menjilat Jokowi, over acting, diturunkan balihonya Ganjar sama Mahfud.

Nah hal-hal ini akan makin terjadi, penjilat-pinjilat, cari muka.

Saya ingat juga, Pak Harto diusia, diujung, dia tanya ke DPR dan MPR, apakah saya ini masih dikehendaki. Datang Pak Harmoko, masih. Apakah kira-kira ada orang seperti Pak Harmoko, yang menjilat dan menjerumuskan Pak Prabowo?

Pasti lah, ada itu disekitar dia.

Mungkin ingin jabatan lama dan menteri?

Ya ada itu, yang saya sedih ya, tidak usah sebut nama pejabat ini, sebenarnya dia bisa ngomong, Pak Jokowi ini kan akrab. Menteri strategis di Kabinet.

Dia kan bilang, udah enggak, udah enggak cocok ini, ‘ada baiknya begini Mas’. Aku khawatir dia nggak ada, dijorokin dia. Aku takut.

Dilihat dan diingatkan ga mau, yaudah sekalian aja dijorokin. Aku takutnya di jorokin. Kok ga ada yang mengingatkan bahwa itu tidak benar, mengapakan.

Beliau mengklaim salah satu media yang dibaca adalah Tribun, entah Tribun apapun. Apa nasehat Opung Panda kepada Pak Jokowi? Semoga beliau dengar

Kalau permintaan saya, harapan saya di akhir masa jabatannya ini bikinlah dicintai rakyat, tidak dicemooh, tidak ada tergambar gila kekuasaan, menginjak-injak demokrasi, menginjak hukum, mengintervensi Mahkamah Konstitusi (MK), itu saja.

Betul-betul kalau ada kesempatan, ‘Mas, hati-hati Mas’, banyak pemimpin di era terakhirnya hancur semua setelah apa yang dia buat. Banyak contoh, di era akhirnya finishing touchnya, endingnya, kebablasan.

Itu harapan kita, jangan lah sampai terjadi. Jangan ada kemudian dramatisasi-dramatisasi Ibu Iriana tersinggung karena anaknya di marahi, Ibu Iriana tersinggung karena suaminya disebut petugas partai, karena suaminya dibilang jadi boneka. Apa iya.

Kok tidak ada dipublik dengar pembicaraan itu, tapi dramatisasi ini betul bisa menjerumuskan, menjebak, menjoroki, harapan kita, seperti pertanyaan tadi, semoga akhir mada jabatannya ini betul-betul menjadi legenda, menjadi legendaris. (Tribun Network/ Yuda).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini