TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), Chico Hakim memandang sektor ekonomi biru belum tergarap secara baik selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Widodo).
Dirinya menyebut situasi itu ironis lantaran Jokowi mencanangkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Cita-cita ini (poros maritim dunia) sungguh bagus, namun dalam perjalanannya tidak terwujud bahkan bisa dibilang stagnan atau tertatih tatih-tanpa kemajuan yang berarti dari tahun ke tahun," ucap Hakim kepada wartawan di Jakarta, Senin (13/11/2023).
Baca juga: Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud Ingatkan Relawan Tetap Fokus Pemenangan Pilpres 2024
Ekonomi biru bakal jadi salah satu misi yang ingin diwujudkan Ganjar-Mahfud jika terpilih jadi capres-cawapres.
Sebagaimana tertuang dalam dokumen visi-misi mereka, setidaknya ada 8 program unggulan Ganjar–Mahfud yang disiapkan untuk mewujudkan misi tersebut.
Pertama, mengakselerasi 11 potensi maritim, semisal mendorong potensi perikanan tangkap, mendongkrak produksi perikanan budidaya, membangun industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, menangkap potensi pertambangan dan energi di laut, dan memperkuat potensi sumber daya alam nonkonvesional.
Kedua, penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan zonasi. Ketiga, tata kelola laut yang inklusif dan berkelanjutan.
Keempat, program maritim unggul (MU) yang utamanya mendorong peningkatan konektivitas maritim.
Kelima, membangun industri galangan kapal.
Keenam, mendorong industri perikanan dan hasil laut.
Ketujuh, mengatasi pencemaran laut. Terakhir, meningkatkan potensi wisata maritim.
Baca juga: Tekankan Pelibatan Masyarakat, Ganjar Ingin Danau Toba Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia
Hakim mengatakan Ganjar-Mahfud menjadikan ekonomi biru sebagai salah program andalan berkaca pada luasnya wilayah lautan Indonesia.
Namun, potensi ekonomi dari laut itu minim sumbangsihnya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
"Kami memilih fokus yang prioritas pada ekonomi biru karena melihat fakta bahwa sebagai negara yang 77 persen wilayahnya adalah lautan ini belum mampu mengkapitalisasinya sebagai ujung tombak PDB. Angka 7,6% (PDB dari sektor maritim) sangat kecil dibandingkan potensi yang ada," kata Hakim.