TRIBUNNEWS.COM - Calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka, sepakat dengan pernyataan calon presiden (capres) dari PDIP, Ganjar Pranowo.
Melalui, pidatonya selepas pengundian nomor urut untuk Pilpres 2024, Ganjar sempat menyinggung soal drama politik, Selasa (14/11/2023).
Ganjar menegaskan, drama dalam dunia politik Indonesia seharusnya tak perlu terjadi.
Baca juga: Gibran Bantah Narasi soal Kaesang Ditolak Megawati saat Bersalaman: Kami Diterima dengan Baik
Meski berbeda haluan di kontestasi Pilpres 2024, Gibran setuju dengan pernyataan mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
"Setuju," jelas Gibran Rakabuming Raka saat ditemui di kantornya, Rabu (15/11/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Di sisi lain, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyatakan bahwa dirinya sempat bertemu dengan Ganjar ketika pengundian nomor urut kemarin.
Meskipun demikian, pria berusia 36 tahun itu enggan membeberkan isi pembicaraannya dengan Ganjar Pranowo.
Namun, ia menuturkan suasana pertemuan para elite koalisi partai politik masing-masing kubu berlangsung dengan hangat.
"Yang jelas kami kemarin datang ke KPU sebelum pengundian makan bersama semua. Suasana hangat di sana," terangnya.
Pada pengundian nomor urut kemarin, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh nomor urut 2.
Kemudian, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan nomor urut 3 dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan nomor urut 1.
Pernyataan Ganjar
Selepas pengundian nomor urut selesai dilakukan, masing-masing pasangan calon (paslon) diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidatonya.
Melalui pidatonya itu, Ganjar menerangkan, akhir-akhir ini rakyat disuguhi dengan drakor (drama Korea) dunia politik Indonesia.
"Kami mendapatkan nomor 3 itu pas sesuai sila ketiga Pancasila: Persatuan Indonesia," kata mantan Gubernur Jawa Tengah itu pada Selasa, dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Itulah kegembiraan yang seharusnya kita dapatkan, tapi beberapa hari ini kita sedang disuguhkan untuk menonton drakor yang sangat menarik," ucapnya.
Ia lantas menyebutkan, drama dalam dunia politik Indonesia seharusnya tak perlu terjadi.
"Drama-drama itulah yang sebenarnya tidak perlu terjadi, dan malam ini memang seharusnya kita sedang memulai perayaan demokrasi melalui pemilu," terangnya.
Di sisi lain, pria berusia 55 tahun itu berujar pihaknya terus mendengarkan berbagai kegelisahan terkait situasi nasional akhir-akhir ini.
"Melihat situasi belakangan ini, tentu kami mendengarkan banyak pihak. Kami menangkap apa yang menjadi kegelisahan suasana kebatinan yang muncul di masyarakat," ujarnya.
Ganjar Pranowo mengaku mendengarkan suara dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, jurnalis, budayawan, hingga aktivis mahasiswa.
"Semuanya sedang menyuarakan kegelisahan itu," tegasnya.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)