Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kapten Timnas AMIN, Thomas Lembong, menyebut kebijakan hilirisasi memiliki sejarah yang suram di Indonesia. Ia pun mengungkit hilirisasi dalam industri kayu lapis saat orde baru (orba).
"Sekali lagi saya mau menekankan kebijakan hilirisasi itu punya sejarah yang suram. Mulai dari industri kayu lapis di era orde baru yang menyebabkan begitu banyak defertilisasi," kata kata Thomas saat menjadi pembicara dalam CSIS di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023).
Ia pun mengungkit kegagalan hilirisasi juga pernah terjadi di era kepemimpinan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, hilirisasi sektor karet yang digaungkan justru gagal total.
"Dulu di zaman Pak SBY hilirisasi di sektor karet yang berujung kepada memiskinkan petani karet. Investasi belebihan di pabrik pengolahan karet, over capacity akhirnya mereka tekan harga beli ke petani dan jufa banyak pabrik pengolahan karet yang bangkrut," katanya.
Oleh sebab itu, Thomas mengatakan kegagalan hilirisasi bisa saja terulang di pemerintahan Presiden Jokowi. Apalagi, jika pemerintah tidak melibatkan konsulitasi publik.
"Kita tampaknya mau mengulang hal yang sama. Itulah yang terjadi kalau tidak ada konsultasi publik, itulah yang terjadi kalau tidak ada teknokratis. Jadi secara fundamental kami tim Anies-Muhaimin ingin mengembalikan proses pembuatan kebijakan ke proses teknokrasi, ke proses yang lebih transparan, ke proses yang konsultatif dan kolaboratif," tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto mengakui keberanian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memimpin Indonesia. Bahkan, keberanian Jokowi melampaui semua jenderal.
Demikian disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan salam acara Rakernas LDII di Pondok Pesantren Minhajurrasyidin, Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023).
Mulanya, Prabowo memuji strategi hilirisasi yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Saat ini, Jokowi melarang bahan baku mentah yang ada di Indonesia dijual murah ke luar negeri.
Hasilnya, kata Prabowo, Jokowi harus digugat ke World Trade Organization (WTO) oleh uni eropa. Bahkan, kebijakan itu pun membuat Indonesia banyak ditekan oleh berbagai pihak.
"Kita dikalahkan, kita naik banding, terus IMF tekan kita. Alhamdulillah Pak Jokowi tidak bergeming, tidak mau diintimidasi, dan mengatakan terus hilirisasi. Nikel sudah dilarang, sebentar lagi boxit, dan nantinya 21 komoditas harus dipaksakan harus diolah di dalam negeri," kata Prabowo.
Oleh sebab itu, kata Prabowo, keberanian Presiden Jokowi patut diapresiasi. Bahkan, Ia pun menilai Jokowi lebih berani dibandingkan dengan jenderal-jenderal yang ada di Indonesia.
"Ini saya harus akui, ini adalah keberanian Presiden Jokowi. Kadang-kadang saya sebagai mantan tentara aku lihat beliau ini tidak pernah Kopassus, tidak pernah, tapi keberaniannya mungkin melebihi semua jenderal gitu. Enggak bergeming, terus. Beliau diejek, beliau dihina, terus," katanya.
Lebih lanjut, Prabowo pun mengingatkan pesan Presiden Jokowi kepada dirinya. Menurutnya, Eks Gubernur DKI Jakarta itu bilang Indonesia tidak akan menjadi negara yang makmur jika terus membiarkan hal tersebut.
Baca juga: Tim Prabowo-Gibran: Hilirisasi Perlu Perbaikan Tapi Show Must Go On
"Beliau pernah mengatakan pada saya, "Menhan rakyat kita tidak mungkin makmur kalau kita izinkan terus seperti ini, kita harus hilirisasi, semua bahan kita harus kita olah di republik Indonesia." Karena itu saya mantap saya bersatu dengan Pak Jokowi, saya akan melanjutkan perjuangannya Pak Jokowi," pungkasnya.