TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fery Farhati istri Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan mengatakan amanah yang dijalankan suaminya tentu berdampak besar terhadap keluarga.
Dampak yang timbul itu bersifat positif sehingga keluarga tinggal memberikan support penuh di Pilpres 2024.
“Kami memang terbiasa mengkomunikasikan apapun itu keputusan yang terkait, yang melibatkan keluarga akhirnya gitu, akhirnya dampaknya akan terasa oleh keluarga,” kata Fery saat wawancara eksklusif di Gedung Tribun Network, Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (7/12/2023).
Baca juga: Anies Baswedan: Kalau Ada Gagasan, Tak Perlu Berjoget
Fery menilai keluarga khususnya anak-anak sudah menerima keputusan Abah -panggilan Anies Baswedan dari anak-anaknya- untuk menjalankan amanah dari partai politik pengusung.
Keluarga pun sudah memiliki pengalaman saat Anies Baswedan menjadi kepala daerah tingkat provinsi yakni Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun.
“Dan mungkin mindsetnya itu dulu ketika Pilkada anak-anak juga melihat ini bahwa akan terdampak dengan berkurangnya waktu anak-anak masih di usia-usia yang belum dewasa,” ucap Ferry.
Justru anak-anak Anies Baswedan kini tergerak untuk turun membantu program-program kampanye ayahnya di Pilpres 2024.
Baca juga: Mulai 2025, Anies Ingin Bangun Kereta Doubletrack Kertapati-Tanjung Karang-Bakauheuni
Selain itu waktu kebersamaan yang hilang karena kesibukan Anies Baswedan sudah terbayarkan setelah Kerajaan Arab Saudi memberikan undangan kepada keluarga untuk ibadah haji.
“Dan itu sungguh sebuah keberkahan yang kita ngelihat hikmahnya bahwa kita enggak bisa ke sini enggak di situ ternyata ada rencana Allah yang jauh lebih baik,” tukasnya.
Simak wawancara Tribun Network dengan istri Anies Baswedan, Fery Farhati:
Apakah kebersamaan liburan bersama keluarga sudah diwujudkan setelah Pak Anies selesai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta?
Waktu itu memang ketika Bapak selesai menjabat sebagai gubernur 16 Oktober anak-anak sudah bertanya apakah ada waktu untuk mengkompensasi waktu yang sudah hilang selama Abahnya bertugas. Kita sudah berencana ingin ke sini berbagai macam tempat.
Nggak tahunya tanggal 3 Oktober 2022 Pak Anies dapat amanah baru dari Partai NasDem, anak-anak juga sudah mulai khawatir wah berarti Abahny akan sibuk lagi nih.
Tapi memang kita waktu itu kan belum padat kegiatannya kita berencana untuk jalan-jalan bersama sekeluarga itu kita rancang tuh mau ke sini ada yang satu enggak bisa ada yang satu enggak bisa.
Mau ke mana lagi yuk kita ke sini, Pak Anies bisa, mamanya bisa, anaknya ada yang enggak bisa. Selalu ada yang penghambat gitu akhirnya Alhamdulillah kita berangkat haji sekeluarga dapat undangan dari Kerajaan Arab Saudi.
Dan itu sungguh sebuah keberkahan yang kita ngelihat hikmahnya bahwa kita enggak bisa ke sini enggak di situ ternyata ada rencana Allah yang jauh lebih baik. Kita bersama, betul-betul bersama karena ya kita saja enggak ada orang lain.
Karena kita undangan, kita diberi tempat khusus yang excluded yang terpisah dari yang lainnya. Di Arafah ada tempat sendiri sekeluarga saja, ketika di Mina keluarga saja nggak ada yang minta foto.
Kecuali kalau memang sedang ibadah di Mekkah pasti ada minta foto tapi kita betul-betul meluangkan waktu selama ibadah haji itu hanya keluarganya.
Baca juga: Fery Farhati: Tak Ada yang Instan, Anies Selalu Ajarkan Proses untuk Mencapai Sesuatu
Curhat-curhat apa aja waktu menjalankan haji itu?
Kita lebih banyak berdoa sih jalanin ibadah kan ada rukun-rukunnya gitu yang harus kita jalani dan kita bahagia. Alhamdulillah sudah terwujud.
Memasuki Pilpres, Bapak kan tadinya dicalonkan dengan Mas AHY dari Demokrat kemudian berubah dengan Cak Imin. Apakah ada diskusi mengenai perubahan pasangan ini?
Itu sih sudah diluar domain saya karena kejadiannya mendadak sekali ceritanya juga kan kita tahu. Saya dan Pak Anies waktu itu dijadwalkan hari itu di Jombang. Akhirnya saya berangkat sendiri Pak Anies enggak karena ada urusan ini harus disesuaikan enggak bisa ditinggal.
Sambil menunggu jawaban Mas Anies sempat ada rencana menyusul akhirnya karena enggak ada jawabannya, Mas Anies menyusul baru kita bareng di Jombang yang enggak sengaja kemudian ke pesantren-pesantren.
Kita jalanin enggak sengaja ketemu dengan ibunya Gus Imin. Itu bukan diatur memang kita berencana di sana ke Denanyar (Jawa Timur) juga ke pesantren itu. Kebetulan rumahnya Gus Imin ada di belakangnya jadi ibu di ajak mampir.
Yasudah kemudian muncul yang enggak tahu cerita di belakangnya kan sepertinya sudah direncanakan.
Setelah itu kan ada serangan-serangan ke Bapak Anies dari Demokrat. Ibu menyikapinya bagaimana?
Alhamdulillah sih sudah lewat masanya kita sekarang bicaranya ke depan.
Baca juga: Anies Kritik RUU DKJ Atur Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden: Demokrasi Harusnya Maju, Bukan Mundur
Kalau Pilpres ini apa yang Bapak Anies sampaikan terhadap keluarga? Karena ini kan bukan keinginan Pak Anies tetapi amanah dari Partai?
Kami memang terbiasa mengkomunikasikan apapun itu keputusan yang terkait, yang melibatkan keluarga akhirnya gitu akhirnya dampaknya akan terasa oleh keluarga. Amanah yang diberikan itu kan amanah yang besar yang tentunya keluarga akan terdampak atas keputusan tersebut.
Jadi Mas Anies mengkomunikasikan ‘Abah dapat Amanah ini Insyaallah ke depan kita upayakan, kita ikhtiarkan’. Dan Mas Anies selalu pamit kepada Ibu, yang nomor satu Ibunya.
Ibu Mas Anies itu yang penting buat dia adalah bukan karena kepingin dapat jabatan tapi lebih bisa membawa kebaikan. Kalau kepingin nggak usah tapi kalau memang itu amanah Mama doakan Mama ridho, dan Mama ikut mendukung.
Dan mungkin mindsetnya itu dulu ketika Pilkada anak-anak juga melihat ini bahwa akan terdampak dengan berkurangnya waktu anak-anak masih di usia-usia yang belum dewasa.
Mutiara waktu itu baru kuliah, Mikail juga masih sekolah di India. Jadi ya sudahlah ketika itu Abah jalanin gitu kita ikut di belakangnya jadi lebih pasif. Kalau sekarang dapat amanah yang sekarang mereka melihat apa yang dikerjakan Abahnya di Jakarta.
Dan merasa apa senang merasa bangga bahwa Abahnya bisa mempunyai dampak positif untuk orang banyak apalagi ketika di akhir masa jabatan orang ribuan pihak berbondong-bondong melepas Pak Anies. Kami begitu terharu kami melihat bahwa waktu yang sedikit untuk keluarga itu ternyata berkah.
Berkahnya itu dampaknya untuk orang banyak jadi ketika dapat amanah yang ini anak-anak sudah lebih siap dan sudah bisa membayangkan kira-kira apa dampaknya nanti kalau Abahnya nanti jadi kepala negara.
Mereka akhirnya yang besar dua ini Tia dan Mikail dia tanya apa yang bisa kita bantu. Biar kita mau bantu, Alhamdulillah ya sekarang Tia ikut dan mendengar masukan-masukan dari Gen Z, gimana sih memperlakukan Gen Z.
Kemudian Mikail juga ikut terlibat aktif di kegiatan pemuda yang keliling Indonesia untuk mengajak itu terlibat loh dalam pembangunan negara. Itu jadi sebuah kegiatan yang sekaligus baik juga membawa kabar positif kepada anak muda sekaligus juga mengajak apa pada perubahan yang diusung oleh AMIN.
Jadi saya ikut ikut senang gitu akhirnya anak-anak juga ikut terlibat akhirnya menyertai langkah Abah dan meridhoinya.
Baca juga: Kampanye Capres Hari Ini: Anies Pakai Topi Koboi di Lampung, Ganjar Kunjungi IKN, Bagaimana Prabowo?
Bapak kan sibuk keliling kampanye apakah Ibu selalu ikut dengan Pak Anies atau agenda tertentu saja?
Saya sebetulnya tidak terlalu banyak ikut bapak. Misalnya acara di Jawa Timur masuk ke pesantren ada kalangan Bu Nyai ketika itu saya ikut terlibat karena saya membersamai.
Kalau ada kegiatan yang terkait perempuan pasti saya diajak bukan sebagai pendamping. Di kegiatan-kegiatan yang saya tidak perlu hadir saya nggak hadir.
Tapi saya juga mendapat undangan acara kegiatan di tempat lain seperti kemarin saya di Bandung, Pak Anies di Banten. Saya di Cirebon kemarin Bapak di Lampung lalu ke Bengkulu jadi nggak selalu harus bareng-bareng.
Kalau lagi bareng kan bisa diingatkan Ibu soal Bapak menjaga kondisi makan kalau lagi nggak bareng gimana untuk komunikasinya?
Sepertinya Pak Anies sudah bisa ngukur sendiri tapi kadang memang kalau sudah lagi kerja non stop peluang istirahatnya ketika di kendaraan. Nah tapi saya titip sih sama yang pendampingnya jam segini kasih buah ya, jam segini makan siang jangan lupa.
Ajudan juga sudah otomatis mengingatkan.
Apakah Ibu tidak telepon langsung ke Pak Anies atau WhatsApp?
Terkadang saya WhatsApp sih tetapi jawabnya agak lama atau mungkin karena enggak kebaca karena saking padatnya agenda. Jadi biasanya saya cek ke ajudan minta tolong Bapak kalau lagi pegang handphone cek WA.
Apakah Ibu ada panggilan sayang kepada Pak Anies atau memang egaliter gitu ya?
Bukan soal egaliter ya cuman buat saya itu panggilan Anies artinya sayang. Panggilan Anies itu ya nama tapi bukan bukan saya tidak menghormati kayaknya di sini kan ada kecenderungan kalau manggil suami enggak boleh namanya.
Nah kalau saya panggilan sayangnya ya Anies, Anies juga panggilan sayangnya Fery gitu. Anies itu sudah artinya sayang, Ferry itu artinya sayang. Ya kayak AMIN itu artinya perubahan. (Tribun Network/Reynas Abdila)