News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Alam Ganjar Cerita Soal Obrolan Meja Makan hingga Pijat Ganjar Pranowo Usai Pulang Kampanye 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Apakah anda merasa perlu mendampingi Ayah atau Bunda ketika keliling? Apakah merasa perlu anda ikut mendampingi, ikut melihat ikut merasakan getaran di lapangan itu. anda merasa perlu nggak?

Sesekali, untuk menjadikan suatu pengalaman, karena konsepsi yang aku punya terkait hidup itu kita adalah penulis dan itu pelajaran buku cerita dan buku cerita itu akan kosong Kalau kita enggak punya pengalaman. makanya untuk mengisi pengalaman itu biar tulisannya bagus nanti saya rasa perlu sesekali mungkin bisa merasakan.

Kampanye atau running sebagai calon Presiden Republik Indonesia itu berat. Betul enggak. Ketika anda melihat ayahmu ke sana kemari dan seterusnya pasti enggak semuanya mulus ya. Apakah pernah ayah itu di dalam ngobrol dengan keluarga gitu terutama dengan anda mengisahkan kendala-kendala, hambatan-hambatan, rintangan-rintangan yang beliau alami ketika dia harus melakukan perjalanan keliling Republik ini?

Bapak itu sama sekali kita menyebutnya sahabat ya, sahabat itu enggak pernah sama sekali, ceritanya itu dalam bentuk kita minta masukkan, minta saran.

Itu kemarin Ayah misalkan contoh pas Omnibuslaw misalnya, saat jadi Gubernur kemarin menghadapi debatnya mahasiswa, keluhannya bersifat konsultatif, kemarin itu begini-begini.

Mas, banyak orang yang melihat Pak Ganjar Pranowo itu orang yang humoris lah, sersan, serius tapi santai, memang begitulah karakter yang ada lihat?

Iya, iya, Bapak itu ga berhenti guyon dan jokes. Sehari-hari seperti itu, cuman emang kadang-kadang Bapak itu humornya agak humor-humor satir.

Jadi kadang-kadang enggak semua orang bisa menerima humornya itu, Bapak itu sains of humannya, jadi connect banget gitu sama saya.

Tapi apa terkait dengan orang yang seperti itu apa apa yang anda lakukan langsung ditolak atau ngomong dulu ke Ayah atau?

Enggak, entertain dulu lah ya. Kita kan pebisnis juga, entertain dulu. 'Oh ya, gimana-gimana', namanya juga setiap jaringan itu jaringan yang bagus. jadi saya tetap jaga komunikasinya tapi ya penolakan sedikit diplomatik, tapi apabila yang saya lihatnya waduh ini Kok rambunya enggak terlalu kelihatan antara bagian buruk, baru saya sampaikan ke Bapak.

kalau yang udah kelihatan rambu dari awal, enggak saya sampaikan.

Mas, anda hidup 21 tahun ini, kapan anda membayangkan Bapak saya ini pasti nanti karirnya akan meningkat lalu tidak tertutup kemungkinan akan menjadi seorang RI 1. pada saat kapan anda itu, kan Ganjar ini disebut-sebut sebagai talen kuat di ini kan sudah lama sebenarnya. sudah lama banget gitu. 2-3 tahun yang lalu. Kapan anda merasakan bahwa Bapak ini kayaknya bakal moncer?

Kayanya enggak pernah kepikiran sama sekali, karena kalau saya sendiri membayangkan tuh di saat kita bisa memikirkan hal seperti itu, berarti pertama adanya rasa keinginan dan rasa keinginan ini kalau tidak dikendalikan bahaya. Kita ingin ini-ini terus, bisa naik level, naik level itu sampai ngawur-ngauran itu lah.

Itu dari awal sudah tertanam di saya, jadi memang dari awal ya saya ikuti saja alurnya sesuai yang Bapak inginkan dan arah geraknya Bapak seperti apa, dari awal juga ada pikirannya.

Karena logikanya ya seorang politisi anggota DPR lalu jadi Bupati Wali kota Gubernur ya atasnya mesti kan gitu kan seseorang pasti kepingin naik kelas, tapi anda tadi dari jawaban anda anda tidak pernah memikirkan itu karena nanti akan menjadi keinginan gitu ya?

Karena kalau misalkan itu juga langsung halnya ke saya ya, mungkin itu bisa jadi kepikiran, tapi kalau ke Bapak, ya udah Bapak rencananya seperti apa itu juga silakan saja. jadi memang enggak ada kepikiran nanti ya.

Direktur Komunikasi Online Tim Mahfud MD (MMD), Savic Ali saat wawancara eksklusif dengan Content Manager Tribunnews.com, Rahmat Hidayat di Studio Tribunnews, Komplek Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta pada Rabu (29/11/2023). (Tribunnews)

Mas, apakah bapak dulu juga politisi sejak muda ya, dua kali jadi anggota DPR, dua kali jadi gubernur. sekarang ini anda sekarang umur 21 tahun. Apakah anda merasa bahwa perhatian orang tua karena dia berhikmat di politik menjadi sedikit. Karena ibu mengikuti juga sebagai istri?

Kalau perhatian enggak (kurang), karena bapak dan ibu luar biasa dalam mengalokasikan waktu, jadi kalau bisa berkomunikasi, berkomunikasi, dan perhatiannta tidak pernah kurang sesimpel misalnya kalau Bapak jarang pulang, dan Bapak itu selama ini enggak pernah absen ambil rapot ku.

SD-SMA terus, enggak pernah absen. Dari situ saya merasa memang perhatiannya tidak pernah kurang, mungkin yang kurang itu kehadiran secara fisik, tapi yang lainnya enggak.

Sebagai seorang muda, Mahasiswa, apakah anda mengikuti perkembangan politik di tanah air itu di day by day, lewat apa Mas?

Iya, lewat Tribun. Lewat portal berita dan sosial media juga.

Kalau boleh tahu dalam satu bulan terakhir ini, isu apa yang paling menarik perhatian anda isu politik dan lainnya boleh isu luar negeri juga boleh, isu Palestina boleh, perang Ukraina-Rusia boleh. dalam sebulan terakhir?

Karena mungkin yang paling baru ya, Rohingya sih.

Itu paling baru paling baru jadi satu bulan terakhir.

Ada ngikuti apa pemberitaan atau perkembangan Rohingya?

Muncul terus ya jadi secara tidak langsung mengikut.

Selain rohingya Mas, Palestina apakah tertarik juga mengikuti konflik di Gaza?

Palestina juga, tapi karena memang yang Rohingnya tersebut.

Kalau soal situasi dalam negeri misalkan, asam sulfat atau belimbing sayur itu gimana? atau dibaca sekedarnya aja gitu?

Ya lewat aja. hahaha.

Putra calon presiden Ganjar Pranowo, Muhammad Zinedine Alam saat menjadi narasumber pada sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jakarta, Jumat (8/12/2023). Pada kesempatan tersebut, Alam mengaku mempunyai privilege atau keistimewaan sebagai seorang anak pejabat. Menurutnya privilege yang paling ia rasakan adalah memiliki seorang mentor yang memahami masalah, yakni ayahnya sendiri. Alam pun mengaku pernah mendapatkan banyak godaan dengan dijanjikan sesuatu oleh orang asing demi memuluskan kepentingan orang tersebut. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Mas Ini ini pertanyaan ya boleh disebut pamungkas sebelum nanti saya minta, Mas Alam, anda kata Bapak Anda ayah anda mendapatkan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia, apa yang akan Mas Alam lakukan untuk pertama kali pertama. Nah pertama kali mau ngapain? Apakah punya nazar tertentu, saya mau begitu bapak saya jadi Presiden mau nyemplung laut, mau berenang di Semarang sampai ke Karimunjawa. atau ngecat rambut putih atau apa mas. Silakan mas?

Enggak ada sampai situ tapi yang jelas mungkin di malam malam hari setelah entah itu pengumuman final KPU itu saya pengin ngobrol berdua sama Bapak sih.

Ya nanti bertiga. ada beberapa akan menyampaikan sesuatu ya ada beberapa yang aku sampaikan ya mungkin entah itu curhat ataupun pesan-pesan kita mungkin itu juga bisa jadi salah satu bisa jadi ya bisa jadi itu waktu terakhir yang lama dapat momen seperti itu.

Karena itu masa yang hikmat Bapak mendapatkan amanah yang besar, yang ngobrolin itu.

Sebagai anaknya Pak Ganjar pranowo, saya ingin Mas Alam memberikan closing statemen pada pemirsa kita pada para pembaca kita pada para penonton kita, ini kalau ada sesuatu yang ingin disampaikan sebagai anaknya calon Presiden Republik Indonesia, Alam Ganjar?

Ya kalau saya sih enggak akan bicara banyak, tapi selalu awali dan niatkan apapun itu yang kita lakukan, berdasarkan kebaikan. karena kebaikan pasti akan kebaikan lainnya juga. jangan diawali dari kejahatan dampaknya buruk karena dampaknya akan ke kita sendiri. (Tribun Network/ Yuda).

Mari saksikan video wawancaranya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini