TRIBUNNEWS.COM - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dituding menjadikan kasus tewasnya Harun Al Rasyid untukĀ kepentingan politik.
Diketahui, Anies sempat menyinggung kasus tewasnya Harun dalam debat perdana yang digelar pada Selasa (12/12/2023) lalu di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta.
Tudingan ini dilayangkan oleh Sekretaris Departemen IV DPP Partai Demokrat, Hasbil Mustaqim Lubis, dalam cuitannya di akun X (dulu Twitter), @Hasbil_Lbs.
Sebagai informasi, Harun Al Rasyid adalah korban tewas saat adanya demo terkait Pilpres 2019.
Pada saat itu, Harun Al Rasyid masih berumur 15 tahun.
Namun, oleh Anies saat debat capres 2024 lalu, Harun disebut sebagai pendukung Prabowo Subianto ketika mencalonkan diri menjadi capres di Pilpres 2019.
Lantas, Hasbil pun menelusuri jejak digital untuk membuktikan pernyataan Anies bahwa Harun adalah pendukung Prabowo saat Pilpres 2019.
Baca juga: Fahri Hamzah Heran, Anies Klaim Oposisi Tapi Menteri dari Parpol Pendukung Masih di Kabinet Jokowi
Hasil penelusuran yang dilakukannya pun menunjukkan Harun bukanlah pendukung Prabowo.
"Pak @aniesbaswedan setelah saya telusuri, tidak ada satupun jejak digital yang menyatakan bahwa alm Harun Al Rasyid adalah pendukung Pak Prabowo tahun 2019. Saya desak anda untuk membuktikannya," tulisnya.
Kemudian, Hasbil menuding Anies menjadikan kasus tewasnya Harun dengan mengundang ayahnya saat debat capres yang lalu untuk kepentingan politik mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Apakah anda melakukan "brainwash" ke keluarga almarhum saat ini demi kepentingan politik Anda?"
"Atensinya @bawaslu_RI,
1. Apakah layak Anies yg membawa orang yang sudah meninggal dalam debat resmi pilpres?
2. Apakah jika Anies tidak bisa membuktikannya maka beliau bisa dikatakan telah menyebarkan HOAX?" kata Hasbil.
Lalu bagaimana menurut pandangan pengamat politik soal tudingan Hasbil yang menyebut Anies membawa ayah Harun Al Rasyid ke debat capres lalu untuk kepentingan politik?
Anies Hanya Ingin Gambarkan Wajah Penegakan Hukum di Indonesia
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai apa yang dilakukan Anies tersebut tidak bisa serta merta dianggap salah juga berkaca dari tudingan dari Hasbil yang menyebut sebagai kepentingan politik semata.
Pangi menilai apa yang dilakukan Anies sebagai penggambaran penegakan hukum di Indonesia yang tidak adil seperti tidak diketahui siapa pelaku penembakan terhadap Harun.
"Ya sebenarnya tidak ada yang salah saya. Kita tidak boleh melupakan sejarah. Apa yang dilakukan Anies itu kan hukum tidak tegak."
"Memang ada pengadilan tetapi tidak keadilan, kan itu. Bagaimana nyawa itu begitu hilang dan tidak berarti. Begitu saja tidak ada yang diusut, pelakunya tidak ketahuan," kata Pangi kepada Tribunnews.com, Kamis (14/12/2023).
Baca juga: Sekjen Gerindra Sebut Harun Al Rasyid Bukan Simpatisan Prabowo: Dia Usianya Masih SMP
Sementara terkait tudingan Hasbil, Pangi mengatakan hal tersebut kembali lagi ke ayah Harun, Didin Wahyudin.
Menurutnya, datangnya Didin murni hanya untuk menyelesaikan kasus tewasnya sang anak.
"Jadi apa yang dilakukan Anies dengan membawa bapak Harun Al Rasyid kemudian ayahnya datang di dalam debat capres, itu adalah salah satu mungkin harapan yang diberikan kepada bapaknya Harun Al Rasyid yang tidak terima, tidak ikhlas, nyawa anaknya melayang begitu saja," tuturnya.
"Ini bukan soal satu atau dua orang, ini soal bagaimana kemanusiaan keadilan dan lima tahun itu tidak ada progres untuk kepastian hukum kepada anaknya," sambung Pangi.
Bahkan, Pangi pun berharap ketika debat capres yang lalu, Anies mau menjanjikan jika dirinya terpilih menjadi presiden di Pilpres 2024, maka dia orang pertama yang bakal mencari pelaku penembakan Harun.
Anies Lakukan Kapitalisasi Politik lewat Kasus Harun Al Rasyid
Sementara, menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, Anies dianggap telah melakukan kapitalisasi politik dengan membawa ayah Harun Al Rasyid saat debat capres yang lalu.
"Ya bisa jadi Anies ingin mengkapitalisasi kasus Harun itu dengan membawa ayahnya di forum debat untuk menghajar, menyikat, membusuk-busuki Prabowo, mungkin bisa jadi, namanya juga politik," ujarnya, Kamis (14/12/2023).
Ujang mengungkapkan upaya yang dilakukan Anies ini demi mendapatkan simpati dari publik.
Baca juga: Usai Hadiri Debat Capres, Ayah Harun Al Rasyid Ungkap Alasannya Kini Dukung Anies Bukan Prabowo Lagi
Kendati demikian, Ujang mengatakan apa yang dilakukan Anies bukanlah caranya dalam berpolitik.
"Ini kan sebenarnya kan bukan gaya Anies yang menyerang atau ofensif, tapi ini terjadi," tuturnya.
Namun, terkait etis atau tidaknya cara Anies dengan membawa ayah Harun Al Rasyid saat debat, Ujang mengatakan biar publik yang menilai.
Menurutnya, Anies hanya tengah berusaha untuk memenangkan hati publik dalam debat capres kemarin.
"Ya namanya juga usaha, ya tentu bisa berefek positif atau negatif bagi Anies, begitu," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024