Zulhas, menurut Gus Salam, adalah figur pemimpin partai berbasis Islam.
Ia mengembalikan kepada Zulhas terkait pernyataannya yang mengaitkan politik dengan ritual agama.
“Mestinya segera minta maaf khususnya kepada umat Islam setelah dia (Zulhas) menyampaikan pernyataan yang tidak perlu dan membuat gaduh di masyarakat. Agar eskalasi politik yang terjadi tidak mengarah pada sesuatu yang bisa membuat orang saling mencaci maki dan menghina,” katanya.
Gus Salam melihat dengan meminta maaf, Zulhas diharap bisa menjaga situasi kondusif dan mampu menjaga keragaman di masyarakat.
Dia meminta ke depan segenap figur politik tidak berlebihan dalam mengkampanyekan pasangan calon yang didukung.
“Kalau ada yang melakukan hal negatif karena ini negara hukum semua punya hak dan kewajiban. Kita punya hak dan kewajiban itu secar proporsional,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Yandri Susanto mengatakan dalam video yang beredar dinarasikan seolah-olah Zulkifli Hasan menjadikan solat sebagai candaan.
Hal itu kata Yandri merupakan framing yang sangat menyesatkan.
Padahal dalam acara tersebut Zulkifli Hasan mengingatkan agar jangan sampai karena adanya perbedaan pilihan dalam Pemilu menyebabkan adanya perpecahan di masyarakat.
"Bang Zul mengingatkan kita semua bahwa jangan sampai karena perbedaan pilihan dalam pemilu kemudian memunculkan keretakan di masyarakat. Pemilu hanyalah konstestasi 5 tahunan sedangkan persatuan dan kerukunan di masyarakat merupakan pondasi dasar bernegara," kata Yandri, Rabu, (20/12/2023).
Menurut Yandri tidak mungkin Zulkifli Hasan melakukan penistaan agama.
Dalam pidatonya Zulkifli justru mengingatkan jangan sampai karena fanatisme dalam pilihan politik lalu mengubah tata cara salat seseorang.
"Dengan rekam jejak yang ada selama ini, tidak mungkin seorang Zulkifli Hasan melakukan penistaan terhadap agama. Bang Zul menyampaikan hal tersebut semata-mata karena ingin mengingatkan kita semua bahwa jangan sampai karena fanatisme berlebihan kemudian merubah tata cara sholat seseorang," kata Yandri.
"Fenomena adanya keretakan karena berbeda pilihan sudah mulai muncul walaupun tidak terlalu besar. Nah di sinilah kemudian Bang Zul mencontohkan dengan sesuatu yang mudah dipahami masyarakat," sambung Yandri