Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam mengungkapkan janji para cawapres untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi RI hingga 7 persen adalah sebuah keharusan.
"Sehingga bukan lagi persoalan realistis atau tidak realistis, tapi adalah sebuah keharusan," kata Piter Abdullah Redjalam saat berbincang dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network, Domu Ambarita, Jumat (22/12/2023).
Baca juga: Cak Imin Singung Kebijakan Ekonomi Indonesia Saat Ini Tidak Berpihak ke Rakyat
Ia memaparkan, jika RI ingin menjadi negara maju tahun 2045 maka harus mengejar pertumbuhan ekonomi di kisaran 7 sampai 8 persen.
Pasalnya jika tetap berada di angka 5 persenan maka akan terjebak sebagai negara berpendapatan menengah.
"Yang kedua adalah kita tidak bisa memanfaatkan bonus demografi itu berpotensi menjadi bencana demografi, karena dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah di kisaran 5 sampai 6 persen itu kita tidak bisa menciptakan lapangan kerja yang cukup," tutur Piter.
Lebih jauh menurut Piter, apa yang dijanjikan oleh para cawapres sudah selayaknya direalisasikan.
Karena itu harus mencari presiden dan wakil presiden baru untuk memahami perekonomian.
Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
"Angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi itu kita tahu artinya investasi yang lebih besar ya kemudian menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan kemudian menciptakan kesejahteraan," terangnya.