TRIBUNNEWS.com - Di tengah pelaporan dirinya soal akronim AMIN, calon presiden (capres) nomor urut satu, Anies Baswedan, mengaku kerap difitnah.
Fitnah itu, menurut Anies, tidak hanya ditujukan kepadanya, melainkan juga terhadap pasangannya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Anies menyebut fitnah yang ditujukan pada dirinya dan Cak Imin sengaja dibuat untuk menjatuhkan keduanya.
Pasalnya, kata Anies, fitnah kerap dibuat tanpa ada bukti yang jelas.
"Kalau tidak setuju perubahan, menghalangi dengan membuat segala macam fitnah."
Baca juga: BREAKING NEWS Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri Buntut Gunakan Akronim Amin
"Karena fitnah itu paling gampang. Cukup buat dongeng, disebarkan, dan masuk ke kepala," kata Anies saat kampanye di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023).
Meski demikian, Anies mengaku fitnah bukanlah hal baru yang harus dihadapinya.
Ia mengatakan, selama dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, fitnah adalah makanan sehari-hari selama lima tahun.
"NasDem itu partai yang tidak mendukung saat Pilkada."
"Lama-lama mereka melihat apa yang terjadi di Jakarta, kok beda ya dengan yang difitnahkan."
"Akhirnya mereka berbalik mengatakan untuk berhenti menyebar fitnah," tutur Anies.
Anies pun berharap ia bisa diberikan umur panjang untuk membuktikan fitnah-fitnah yang ditujukan kepadanya adalah keliru.
"Saya cuma berdoa semoga diberikan umur panjang supaya semua pernyataan itu dijawab dengan kenyataan, bukan dibalas dengan pernyataan lagi," pungkas dia.
Diketahui, pasangan Anies dan Cak Imin dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia (FADKI), Jumat (22/12/2023).
Laporan itu diajukan buntut akronim AMIN untuk pasangan Anies-Cak Imin.
Koordinator FADKI, Umar Segala, menilai penggunaan akronim AMIN termasuk dalam penistaan agama.
"Jelas bahwa dijelaskan dalam hadis-hadis bahwasanya penggunaan kata Amin ini adalah penggunaan kata suci, penggunaan harapan kita terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Umar kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Soal Pembangunan 40 Kota Setara Jakarta, Anies Baswedan: Bukan Membangun dari Nol Seperti IKN
Umar juga menilai Anies-Cak Imin melakukan politisasi agama demi kepentingan pribadi dalam mengikuti Pilpres 2024, dengan menggunakan akronim AMIN.
"Ini adalah sebuah politisasi yang sangat tidak berguna."
"Politisasi rendah, bahwasanya politisasi agama masih dilakukan untuk mendapatkan suatu kepentingan publik di era demokrasi ini," ujar dia.
Anies Baswedan Yakin Polri Profesional
Menanggapi laporan yang diajukan FADKI pada Bareskrim Polri, Anies Baswedan memilih santai.
Anies yakin polisi akan menggunakan akal sehatnya dalam menanggapi laporan itu.
Ia juga menyindir pelapor, yang disebutnya bisa semakin tenar usai mengadukan dirinya.
"Jadi ya saya rasa polisi akan menggunakan akal sehat kewarasan dalam menindaklanjuti laporan itu."
"Yah (yang melapor) lumayan tambah tenar," kata Anies di Semarang, Jawa Tengah, Minggu.
Lebih lanjut, Anies mengaku heran mengapa ia baru dilaporkan sekarang soal penggunaan akronim AMIN.
Padahal, akronim AMIN sudah dicetuskan sejak awal Anies-Cak Imin dideklarasikan menjadi pasangan capres-cawapres.
Terlebih, menurut Anies, namanya dan Cak Imin jika disingkat memang berbunyi Amin.
"Kok ya baru sekarang (melapor)? Jadi agak lambat."
"Kedua, ya memang singkatannya itu Anies-Muhaimin itu bisa disingkat Amin, kan itu bukan suatu rekayasa," tutur Anies.
Baca juga: Anies Baswedan Ziarah hingga Silaturahmi ke Ponpes di Rembang Jawa Tengah, Saat Libur Natal 2023
Soal siapa yang mengatur akronim AMIN, Anies meyakini akronim tersebut tercipta karena sebuah takdir yang diberikan Tuhan.
"Gusti Allah yang ngatur sehingga Anies pasangannya Anies dan Muhaimin," pungkasnya.
Timnas AMIN: Tim Hukum yang akan Menangani
Sementara itu, Kapten Timnas AMIN, Muhammad Syauqi Alaydrus, menuturkan pelaporan terhadap Anies-Cak Imin terkait akronim AMIN, akan ditangani oleh kuasa hukum.
Syauqi mengaku pihaknya tak ambil pusinng mengenai laporan itu.
Pasalnya, menurut Syauqi, Anies dan Cak Imin selalu menjunjung tinggi hukum.
"Itu sudah ada tim hukum yang menangani ya."
"Jadi sudah disampaikan tim hukum nanti akan diurus," kata Syaugi, di Posko Pemenangan AMIN, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu.
"Pak Anies dan Pak Muhaimin selalu menjunjung tinggi masalah hukum, makanya disampaikan negara kita negara hukum bukan negara kekuasaan," imbuh dia.
Terpisah, Juru Bicara Timnas AMIN, Indra Charismiadji, juga berkomentar soal laporan di Bareskrim Polri yang dibuat oleh FADKI.
Ia menyebut laporan tersebut adalah hal yang mengada-ada.
"Kok aneh-aneh saja. Agama mana yang dinistakan?"
"Amin itu tidak hanya dipakai dalam ritual agama lho," kata dia.
Indra mengatakan upaya yang dilakukan ini mencederai Pemilu 2024 dan tidak riang gembira seperti yang sudah digaungkan.
"Harusnya punya komitmen bersama. Ngapain ditarik-tarik ke ranah hukum hanya karena kami punya akronim yang sangat merakyat," tuturnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reza Deni/Chaerul Umam/Abdi Ryanda Shakti)