Ganjar mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi gerak cepat dari TNI untuk menyelesaikan polemik tersebut.
"Dengan penetapan tersangka ini saya kira menjadi pelajaran buat kita semuanya kita untuk saling kontrol tidak semena-mena," kata Ganjar di Jepara, Selasa (2/1/2024).
Selain itu Ganjar mengimbau relawan, pengusung, dan pendukungnya untuk taat hukum, sehingga sama-sama saling menghormati.
"Cukuplah pelajaran hari ini agar kita bisa saling menghormati. Tapi saya apresiasi pada TNI yang melakukan tindakan cepat dan kami senang karena mendapatkan informasi perkembangan terus-menerus," jelasnya.
Selanjutnya jika sudah masuk ke pengadilan, kata Ganjar, pihaknya akan memantau sehingga keadilan sampai ke masyarakat.
Baca juga: Pemeriksaan Sementara, Penyebab Oknum TNI Aniaya Relawan Ganjar karena Terganggu Suara Knalpot Brong
Sebagaimana diketahui, sejumlah sukarelawan Ganjar-Mahfud diduga menjadi korban pengeroyokan oknum TNI pada Sabtu (30/12/2023) siang.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka dan ada yang dirawat di RSUD Pandan Arang Boyolali.
Sebelumnya, hanya 2 relawan Ganjar-Mahfud yang dirawat inap di RSUD Pandan Arang Boyolali pasca insiden.
Yakni, Arif Diva Ramandani (20) dan Slamet Andono (26) mengalami luka-luka.
Namun, relawan yang dirawat kini bertambah.
Yanuar, yang semula menjalani rawat jalan dilarikan lagi ke RSUD Pandan Arang Boyolali.
Ia kembali dibawa ke rumah sakit pada Senin (1/1/2024), setelah keluarga melihat ada pendarahan di mata warga Desa Randusari, Kecamatan Teras.
"Keluarga tak mau ambil resiko, kemudian dibawa ke rumah sakit. Oleh pihak rumah sakit, (korban) diminta rawat inap," kata Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta, Selasa (2/1/2024), dilansir TribunSolo.com.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Simpatisan Ganjar-Mahfud Boyolali yang Opname Bertambah, Alami Pendarahan di Mata
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Gita Irawan, Rahmat Fajar Nugraha, TribunSolo.com, Tri Widodo)