Nilai ini naik 6,85 persen dibandingkan tahun lalu, Rp 252,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengemukakan peningkatan terjadi karena adanya kenaikan subsidi non-energi, yakni subsidi pupuk dan bunga KUR. Dari catatan Sri Mulyani, subsidi pupuk mencapai Rp 42,1 triliun atau tumbuh 41,3 persen dan subsidi bunga KUR sebesar Rp 46,9 triliun atau tumbuh 60,8 persen pada 2023.
"Dari sisi jumlah belanja subsidi Rp 269,6 triliun, naik sedikit dari tahun lalu 2022. Ini subsidi bukan kompensasi," tegas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (2/1/2024).
Adapun, di sisi subsidi energi, Kemenkeu mencatat realisasi belanaj subsidi BBM dan lPG 3 Kg mencapai Rp 95,6 triliun atau turun sebesar 17,3%. Sementara itu, subsidi listrik sepanjang 2023 mencapai Rp 68,7% atau tumbuh 22,2%.
Penurunan subsidi energi, terutama BBM dan LPG, ini disebabkan oleh sejumlah kebijakan. Untuk LPG, transformasi distribusi yang lebih tepat sasaran per 1 Maret 2023 memberikan kontribusi besar. Kemudian, registrasi konsumen melalui MyPertamina dan pembatasan pembelian BBM bersubsidi juga memberikan dampak.
Baca juga: Pengancam Anies Baswedan di Kaltim Menyerahkan Diri ke Polisi, Takut Karena Viral
Subsidi BBM yang disalurkan pada tahun lalu mencapai 16,5 juta kilo liter, sementara LPG 3 Kg mencapai 7,7 juta metrik ton. Kemudian, listrik disalurkan untuk 40 juta rumah tangga, subsidi pupuk sebanyak 6,1 juta ton dan subsidi bunga KUR diberikan kepada 4,6 juta kreditur. (*)