News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Nusron Sebut Cak Imin Kolot dan Kuno karena Ragukan Ke-NU-an Khofifah, Singgung soal Kaderisasi

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Cawapres 03 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (Kiri) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Kanan)

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid,  menyebut calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sosok yang kolot dan kuno.

Alasannya karena Cak Imin meragukan ke-NU-an Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai nahdliyin sejati.

Terlebih jika pernyataan itu disampaikan untuk kebutuhan kampanyenya di Pilpres 2024.

"Masak hanya karena beda pilihan politik dianggap tidak Nahdlatul Ulama (NU)?, ini kolot dan kuno," kata Nusron di Jakarta, Selasa (16/1/2024) dikutip dari WartaKotaLive.com.

Diketahui Khofifah telah memilih untuk memberikan dukungan kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto saat Cak Imin sebagai petinggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencalonkan diri sebagai cawapres di Pilpres 2024.

Menurut Nusron, Cak Imin tidak pantas memberikan klaim soal ke-NU-an tersebut, sekali pun mereka adalah keturunan pendiri NU.

"Umat NU mengakui kalau Ibu Khofifah itu NU tulen dan selalu bersama umat."

"Tidak boleh ada orang yang berhak mengklaim dirinya paling NU, meski yang bersangkutan adalah dzurriyyat (keturunan) pendiri NU," kata Nusron.

Nusron mengatakan NU bukanlan milik satu golongan tertentu.

Pasalnya, NU adalah jam'iyyah ijtimaiyyah diniyyah (organisasi sosial keagamaan) yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah.

Ia juga menegaskan bahwa kehadiran NU di Indonesia bersifat inklusif, bukan eksklusif.

Baca juga: Jawab Cak Imin, Nusron Wahid: Umat Mengakui Bu Khofifah NU Tulen

"Siapapun bisa menjadi NU asal setuju dan menjalankan misi Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah," jelas Nusron.

Lebih lanjut, Nusron mengatakan tidak masuk akal apabila perbedaan pilihan politik menghancurkan hakikat NU tersebut.

Nusron menjelaskan ada tiga pola dalam NU, pertama, NU dalam tataran fikrah (pemikiran) yang selalu mengutamakan jalan tengah (tawassuth).

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini