27.Institut Pertanian Bogor 3 Februari 2024
28.Universitas Trunojoyo Madura 7 Februari 2024
29.Universitas Negeri Jakarta 6 Februari 2024
30.Universitas Sriwijaya Palembang 4 Februari 2024
Kritik Wajar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) banjir kritikan dari kalangan civitas academica jelang Pemilu 2024.
Beberapa kampus yang telah melontarkan kritiknya terhadap Presiden Jokowi antara lain Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Indonesia (UI).
Setelah itu, kampus lain turut berbondong-bondong mengeluarkan pandangannya soal kondisi demokrasi Indonesia saat ini.
Menurut pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, A Bakir Ihsan, kritik yang dilontarkan kepada Jokowi merupakan reaksi yang wajar.
Itu karena demokrasi di Indonesia, sambungnya, sedang tidak baik-baik saja akibat matinya etika negara.
"Demokrasi mengalami regresi karena matinya etika negara dalam menjalankan amanahnya," kata Bakir, Minggu (4/2/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.
Keberjalanan Pemilu 2024 telah terganggu oleh berbagai konflik kepentingan, mulai dari putusan Mahkamah Konsitusi (MK) yang meloloskan batas usia capres-cawapres hingga keberpihakan Jokowi terhadap salah satu pasangan calon (paslon) dalam kontestasi kali ini.
"Bisa jadi secara aturan memungkinkan, tapi secara etik langkah tersebut menunjukkan keberpihakan negara pada kelompok tertentu," sambungnya.
Lebih lanjut, Bakir menilai apabila situasi ini dibiarkan, maka itu bisa berbahaya bagi demokrasi Indonesia.
"Negara dikuasai, dimiliki, dan dinikmati oleh kelompok tertentu dan kelompok lain diabaikan bahkan dinegasikan," ujarnya.
Respons Jokowi
Di sisi lain, Presiden Jokowi telah buka suara perihal kritik yang dilayangkan oleh civitas academica kepadanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa hal itu merupakan hak yang dimiliki setiap warga negara dalam berdemokrasi.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi selepas melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu, (3/2/2024).
"Itu hak demokrasi yang harus kita hargai," ujar mantan Wali Kota Solo itu.
Sementara itu pihak Istana melalui Koordinator Staf Khusus Presidenm Ari Dwipayana, menganggap wajar pertarungan opini yang muncul jelang Pemilu 2024.
"Pertarungan opini dalam kontestasi politik adalah sesuatu yang juga wajar aja. Apalagi kaitannya dengan strategi politik partisan untuk politik elektoral," kata Ari di Kompleks Kemensetneg, Jakarta, Jumat (2/2/2024) kemarin.
Meski begitu, Ari menegaskan kritik dari akademisi kampus itu adalah kebebasan berbicara dan hak demokrasi warga negara.
Terpisah, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, juga memberikan tanggapan mengenai petisi dari para akademisi ini.
Menurut cawapres nomor urut 2 itu, petisi tersebut dapat menjadi salah satu masukan yang akan dijadikan bahan evaluasi.
"Kalau saya sih masukan-masukan evaluasi dari semua pihak kami terima, ya. Masukannya terima kasih," ujar Gibran di Tangerang Selatan, Sabtu.
Selebihnya, pria yang menjabat sebagai Wali Kota Solo itu enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai masalah ini.
"Tanyakan yang bersangkutan aja," sambungnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul: Jokowi Banjir Kritikan Jelang Pemilu, Pengamat Anggap Wajar: Singgung Etika Negara.
(Tribunnews.com/Chrysnha/Deni/Taufik Ismail)(TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)