Setelah dicek, ternyata Tiffani terdaftar di TPS London dan harus memberikan suara di hari pemilihan pada 11 Februari 2024.
Netizen lainnya, Ariyo Dharma Pahla Irhamna, bahkan menulis pengamatannya terkait kesalahan fatal PPLN London dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara Pemilu 2024.
Menurut dia, ada 3 kesalahan fatal PPLN London. Pertama, dari 7 kegiatan sosialisasi, semuanya selalu offline, tidak pernah hybrid.
Kedua, kesalahan materi pengumuman resmi dgn Nomor 003/PP.05.1-PU/102/2024 yang berbeda dengan kondisi di lapangan, dalam pengumuman resmi disebutkan bahwa DPTb mulai jam 14.00 tapi di TPS 01 baru dibuka sekitar 14.30 dengan alasan memprioritaskan DPT, padahal di pengumuman resmi diminta datang sesuai waktu, tidak ada pernyataan prioritas untuk DPT.
Ketiga, di pengumunan resmi tidak ada layout TPS. Hal tersebut diperparah dengan tempat antrian pemeriksaan pertama/ambil nomor antrian yang overlapping dengan tempat antrian bazar makanan.
Akibatnya, beberapa pemilih yang sudah lama antri, ternyata bukan antrian TPS, malah antrian bazar.
"Ketiga isu tersebut yang membuat pelaksanaan sangat tidak lancar dan chaos. Antrian penjang di tempat yang pengaturan layoutnya tidak representatif dengan kebutuhan dan ketidakpastian terhadap DPTb," ujar Ariyo.
Sementara Agam Fairuz deBrandan yang menggunakan akun Instagram dengan nama @silontong, mengkritisi video PPLN London yang tidak menjelaskan permasalahan saat pelaksanaan pemungutan suara, bahkan tidak meminta maaf kepada WNI yang tak dapat menyalurkan hak suaranya meskipun sudah datang ke TPS London.
"PPLN London tidak menjawab isu-isu yang beredar serta masalah yang terjadi pada saat pemilihan kemarin. Jawaban yang diberikan dalam klarifikasi video ini adalah normatif tidak substantif, kepada pokok permasalahannya dan tidak ada kata maaf," ujar Agam yang akun Instagramnya telah terverifikasi alias memiliki tanda contreng biru.