TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan dua anggotanya di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Pelaporan pria bernama Ade Satria Dwi Saputra tersebut lantaran ia dan dua anggotanya diduga melakukan pelanggaran Pemilu.
Tiga orang tersebut diduga membuka surat suara Kecamatan Ulu Ogan pascarapat pleno.
Masalah ini dilaporkan oleh Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten OKU bersama Saksi pertai PKB Esenen yang mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten OKU, Senin (26/2/2024).
Kedatangan LPP PKB itu untuk melaporkan Oknum Komisioner KPU OKU tekait adanya indikasi pelanggaran pemilu yang dilakukan lantaran membuka kotak suara di Kecamatan Ulu Ogan pada 20 Februari 2024.
Dari penjelasan LPP pikriyadi, indikasi pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh Komisioner pada rekapitulasi sudah selesai dilakukan pada tanggal 19 Februai 2024.
Lalu oknum komisioner KPU terdiri dari Ketua KPU OKU AS dan 2 anggota (Su dan Ma) datang langsung ke PPK Ulu Ogan.
"Komisioner KPU membuka kotak suara, lantaran adanya keberatan dari salah satu saksi parpol," kata Fikri seraya megatakan ini melanggar aturan.
Dikatakan Pikriyadi, Komisioner KPU telah melanggar PKPU Nomor 25 tahun 2023 tentang pemungutan suara dalam pemilihan umum. Selain itu juga Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu.
"Ini ada apa, kenapa ada campur tangan Komisioner KPU, padahal pleno rekapitulasi sudah selesai sehari sebelumnya, dan sudah di tandatangani oleh para saksi partai, inikan pelanggaran," tandas Fikri.
Lebih lanjut kata Fikri, tahapan demi tahapan pemilu sudah diatur dalam PKPU dan undang-undang pemilu.
Baca juga: Bawaslu Terima 1.271 Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024, Mulai Administrasi Hingga Tindak Pidana
Dan seharusnya hal itu sudah diketahui dan dipahami oleh Komisioner KPU.
"Semua kan ada tahapannya. Kenapa KPU Harus sampai turun Ke PPK dan seolah-olah mengambil alih tugas PPK. Toh nanti kan akan bermuara di KPU juga," lanjutnya
Menurut sumber, pihak PPK Ulu Ogan dan Panwascam Ulu Ogan yang tidak mengizinkan kotak suara itu dibuka oleh komisioner KPU.
Namun tetap dilakukan, akhirnya PPK dan Panwascam pergi, lalu kotak suara tetap dibuka dan dilakukan penghitngan ulang oleh dengan memerinathkan operator dari KPU.
"Saat sedang dilakukan penghitungan ulang, Kapolres datang dan menghentikan proses hitung ulang itu," kata sumber.
Lalu kotak-kotak surat suara langsung dikunci kembali dan dibawa ke KPU OKU malam itu juga langsung bersama kapolres.
Terpisah, Ketua Bawaslu OKU Yudi Risandi MSi yang ditemui di ruang kerjanya Selasa (27/2/2024) mengatakan, Bawalsu sudah mendapat temuan laporan dari Panwascam.
"Tanggal 20 Februari sore, Panwascam Kecamatan Ulu Ogan sudah melaporkan adanya temuan ini," kata Yudi.
Yudi yang juga didampingi Ahmad Kabul SH MH dan Feru SE menjelaskan, pihaknya sedang mengkaji kasus ini untuk pemenuhan kecukupan materi.
Terpisah, Ketua KPU OKU Ade Satria Dwi Saputra SH didampingi Supriyadi SE Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU OKU membantah keras pihak komisoner KPU sudah membuka kotak surat suara yang sudah disegel.
"Dak berani kami membukanyo, idak kami buka hanya mencocokan C hasil yang diprint dengan sirekap bae,(Tidak berani kami membukanya, tidak kami buka hanya mencocokkan C hasil yang diprint dengan sirekap saja)," bantah anggota supriyadi.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Diduga Membuka Kotak Suara Pasca Rapat Pleno, Ketua KPU OKU dan 2 Anggotanya Dilaporkan ke Bawaslu