TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, mengutip ungkapan bahasa Jawa ketika menutup keterangannya dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini, Jumat (5/4/2024).
Ungkapan bahasa Jawa yang dikutip oleh Sri Mulyani ialah gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja.
Selain itu, ia juga mengutip salah satu surat dalam Al-Qur'an, yaitu baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.
"APBN adalah alat penting bagi semua generasi bangsa, baik generasi hari ini maupun generasi yang akan datang."
"Di dalam mencapai cita-cita bersama, yaitu terwujudnya gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja."
"Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur, negeri yang damai, adil, makmur, dan sejahtera," tutur Sri Mulyani, Jumat, dilansir YouTube Mahkamah Konstitusi RI.
Menurut KBBI, gemah ripah loh jinawi berarti kekayaan alam yang berlimpah, tenteram, makmur, dan tanahnya sangat subur.
Lalu, kerta tata raharja berarti negara yang aman, tertata, dan sejahtera.
Sementara itu, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (QS: Saba’:15) berasal dari salah satu kisah yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Di situ disebutkan mengenai kaum Saba'.
Dilansir laman Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Ibnu katsir dalam kitab tafsirnya Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim menyatakan bahwa Kaum Saba’ itu adalah sebutan bagi raja-raja di negeri Yaman dan penduduknya.
Termasuk di antara mereka adalah raja-raja dari Thababi’ah dan Ratu Bilqis yang kelak menjadi istri Nabi Sulaiman.
Baca juga: Hakim MK Arief Hidayat Sebut Kurang Elok Jika Presiden Jokowi Dipanggil ke Sidang Sengketa Pilpres
Di dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Saba’ mendapat sebutan khusus dari Allah, yaitu baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.
Adapun ungkapan baldatun thayyibatun secara lughawi artinya adalah negeri yang baik.
Ini mencakup seluruh kebaikan alamnya sehingga secara sumber daya alam (SDA) di sana begitu luar biasa.