News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta 2024

Anies Teratas di Survei, Gerindra & Golkar Buka Suara, Demokrat Ingatkan Kejadian Ahok di 2017

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari kiri ke kanan: Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Basuki Thahaja Purnama alias Ahok. Litbang Kompas telah melakukan survei terkait Pilgub Jakarta 2024. Elektabilitas Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ada di posisi teratas.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Litbang Kompas telah melakukan survei terkait Pilgub Jakarta 2024. Elektabilitas Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ada di posisi teratas.

Bagaimana dengan Ridwan Kamil, calon yang digadang bakal diusung parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM)? Mantan Gubernur Jabar itu tercecer di posisi ketiga. Jaraknya cukup jauh.

Jika Anies Baswedan dan Ahok masing-masing mendapat 29,8 persen dan 20,0%, Ridwan Kamil masih di kisaran angka 8,5%.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Selasa (16/7/2024), survei ini dilakukan pada 15-20 Juni 2024.

Responden sebanyak 400 orang dipilih secara acak menggunakan metode pencupilkan sistematis bertingkat di Jakarta.

Apa respons elite-elite parpol terkait hasil survei ini? Apakah akan mengubah lanskap peta politik jelang Pilgub Jakarta?

Perintah Golkar kepada Ridwan Kamil

Menanggapi survei itu, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto meminta agar Ridwan Kamil untuk meningkatkan elektabilitasnya di Pilkada Jakarta. Dengan begitu, alumnus ITB itu bisa bersaing dengan cagub lainnya.

"Kami minta yang 8 persen itu dinaikkan karena partai akan memutuskan sudah parlevel calon-calon yang lain," kata Airlangga seusai acara deklarasi dukungan Depinas SOKSI di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Airlangga menjelaskan Golkar sudah memberikan dua surat rekomendasi kepada Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat. Namun, ia juga mengingatkan suara kadernya itu sudah mencapai 52 persen.

"Ya kan sudah memberikan pesan kepada RK untuk di Jakarta atau Jabar, tentu di Jabar suaranya sudah lebih dari 52 persen," ungkapnya.

Lebih lanjut, Menko Perekonomian itu menyatakan bahwa Ridwan Kamil masih memiliki waktu satu bulan untuk meningkatkan elektabilitas di Pilkada Jakarta.

"Masih ada waktu 1 bulan untuk bekerja keras," pungkasnya.

Di tempat berbeda, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan saat ini Ketum Gerindra, Prabowo Subianto masih sedang melakukan tahapan pendalaman terlebih dahulu.

Nantinya, kata Muzani, Prabowo baru akan memberikan keputusan mengenai siapa yang akan didukung di Pilkada Jakarta 2024.

"Jakarta salah satu yang sedikit memerlukan waktu untuk Pak Prabowo melakukan telaah pendalaman dari pandangan yang berkembang di masyarakat," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Ia mengatakan Prabowo masih menganggap Jakarta merupakan daerah yang strategis saat menjabat Presiden RI mendatang. Karena itu, nantinya nama yang diajukan akan didiskusikan dengan koalisi Indonesia maju (KIM).

"Jakarta adalah daerah yang juga dianggap sebagai kota ekonomi, sehingga beliau butuh pandangan yang baik dari KIM ataupun dari tokoh-tokoh masyarakat termasuk dari kalangan tokoh-tokoh agama," pungkasnya.

Respons Demokrat

Sementara Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan Ketua DPP PDI-P Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga pernah memperoleh elektabilitas tertinggi jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Maka, ia menganggap biasa jika belakangan ini berbagai lembaga survei menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan berada di urutan satu untuk Pilkada DKI Jakarta 2024.

“Seingat saya dulu 2017 Ahok juga peringkat pertama kalau bicara mengenai elektabilitas,” ujar Herzaky di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Selasa (16/7/2024).

“Kita juga masih ingat (Pilkada DKI Jakarta) 2017, Mas AHY juga sempat muncul di last minute, ternyata tokoh baru yang sempat mengguncang. Survei Litbang Kompas Desember 2016 itu Mas AHY nomor satu,” paparnya.

Ia menyebutkan, kemenangan dalam kontestasi elektoral tak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat elektabilitas.

Lebih dari itu, ada dua faktor yang menentukan. Pertama, pasangan calon wakil gubernur (cawagub). Kedua, mesin partai politik (parpol) yang menjadi koalisi pengusung.

“Lagi-lagi ini tidak hanya berdasarkan pada elektabilitas belaka, tapi kerja keras dari tim, mesin politik untuk mereka terima dan serap,” sebutnya.

Di sisi lain, Herzaky mengungkapkan Demokrat belum memutuskan untuk mengusung bakal calon gubernur (bacagub) dan bakal calon wakil gubernur (bacawagub) di Pilkada DKI Jakarta.

Tapi, saat ini ia mengakui bahwa salah satu yang tengah dilirik oleh Demokrat adalah Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Tapi, Demokrat tak mau terburu-buru karena ingin memberikan rekomendasi dukungan pada bacagub dan bacawagub sekaligus.

PKB: Anies tak punya lawan

Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan Anies Baswedan memang tak punya lawan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.

Hal itu disampaikan setelah survei Litbang Kompas Juni 2024 menunjukan elektabilitas Anies berada di urutan pertama dengan tingkat elektoral 29,8 persen.

“Itu sesuai dengan pengamatan PKB, memang Pak Anies tidak ada lawan di DKI. Tinggal koalisi partai supaya solid,” ujar Jazilul di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Ia menyebutkan, PKB ingin mengajak berbagai partai politik (parpol) untuk sama-sama memberi tiket pada Anies maju di Pilkada DKI Jakarta.

Jazilul mengklaim, PKB telah memutuskan untuk mendukung Anies meskipun sampai saat ini DPP PKB belum memberikan surat rekomendasi dukungan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini