"Dengan Masuknya PDIP, diharapkan PKS mau mengalah menyerahkan cawagub ke kader Banteng," ungkapnya.
Ia melanjutkan, jika kader PDIP menjadi cawagub, diharapkan dapat mendongkrak elektabilitas Anies lebih tinggi lain. Sebab, pemilih calon dari PDIP dengan Anies berbeda, sehingga berpeluang besar menambah pundi-pundi suara.
"Kalau itu dapat diwujudkan, maka kekuatan pengusung Anies semakin kuat. Hal itu dapat membuat peluang Anies menang semakin besar," kata Jamil.
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait Pilkada Jakarta 2024 dengan simulasi tiga pasangan calon terlihat pasangan Anies-Sohibul Iman belum bisa menambah elektoral Anies Baswedan.
Dalam simulasi Indikator Politik, Anies berpasangan dengan Sohibul, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan Ida Fauziah, dan Ridwan Kamil dengan Rahayu Saraswati.
Hasilnya, Anies-Sohibul meskipun urutan pertama, namun adanya Sohibul tidak menambah elektabilitas signifikan, yakni 43,7 persen.
Kemudian, Ahok-Ida sebesar 32,7 persen, dan Ridwan Kamil-Rahayu 16,6 persen.
Sementara yang tidak menjawab sebesar 7,0 persen.
Dari hasil survei tersebut Sohibul belum bisa mendongkrak elektabilitas Anies karena basis pemilih Anies dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tumpang tindih.
Sebagai informasi, survei Indikator ini dilakukan selama periode 18-26 Juni 2024 dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah sampel survei ini sebanyak 800 orang dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) ± 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.