News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

PDIP Dinilai Enggan Usung Anies dan Dikabarkan Dukung Pramono Anung karena Takut Dikhianati

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Gubernur Banten Rano Karno saat berjumpa mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di DPP PDI-P, Senin (26/5/2024). PDIP dinilai enggan untuk mengusung Anies dan dikabarkan memilih Pramono Anung di Pilkada Jakarta 2024 karena takut dikhianati.

TRIBUNNEWS.COM - PDIP belum juga mengumumkan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) untuk Pilkada Jakarta 2024.

Sebelumnya, Anies Baswedan santer disebut menjadi kandidat kuat yang akan diusung PDIP di Pilkada Jakarta.

Bahkan, dirinya sudah menyempatkan diri untuk bertandang ke Kantor DPD PDIP Jakarta pada Sabtu (24/8/2024) dan ke Kantor DPP PDIP dua hari berselang atau Senin (26/8/2024).

Namun, sejak tadi malam, justru Anies dikabarkan bukan calon yang diinginkan untuk diusung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Nama Anies tergeser dengan politisi senior PDIP, Pramono Anung sebagai kandidat kuat cagub di Pilkada Jakarta dan diduetkan dengan Rano Karno.

Di sisi lain, kabar penunjukan Pramono Anung sebagai cagub tersebut langsung dilakukan oleh Megawati.

"Kemarin memang Pak Pramono dipanggil Ibu (Megawati) dan diminta untuk mencalonkan, calon gubernur DKI, itu saja," ujar Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey pada Selasa (27/8/2024).

Olly juga menyebut bahwa Pramono sudah menyetujui perintah dari Megawati itu untuk maju sebagai cagub di Pilkada Jakarta.

"Pak Pramono berkoordinasi dengan beberapa orang, sehingga ternyata dia jadi bersedia, itu saja," jelasnya.

Baca juga: Pendukung Anies Berpotensi Merapat ke PDIP Jika Jagoannya Diusung di Pilkada Jakarta 2024

Lalu apa penyebab PDIP justru enggan untuk mengusung Anies dan memilih Pramono untuk maju di Pilkada Jakarta 2024? Berikut analisanya.

Takut Dikhianati seperti Jokowi 'Mengkhianati' PDIP

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai keengganan PDIP untuk mengusung Anies karena takut dikhianati.

Ujang menduga PDIP tidak ingin adanya kasus 'pengkhianatan' oleh Presiden Jokowi sebagai kader PDIP terulang kembali.

Dia mengungkapkan partai berlambang banteng itu memiliki prinsip bahwa seluruh kader harus mematuhi segala aturan yang diperintahkan oleh partai.

"Misalkan, bagaimana PDIP semua kadernya harus nurut pada partai, tidak mbalelo karena PDIP punya pengalaman bagaimana Jokowi kader PDIP bisa 'keluar rumah dengan membakar rumah'," katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (27/8/2024).

Selain itu, Ujang juga menganggap PDIP ingin Anies terlebih dahulu mendaftar sebagai kader agar tidak terkesan mantan Gubernur DKI Jakarta itu hanya menjadikan PDIP sebagai 'kendaraan politik' saja.

"Ini kan Anies bukan kader, jangan sampai menjadikan PDIP hanya dijadikan 'tiket' saja, dijadikan 'domplengan' seperti yang disampaikan oleh Mega," ujarnya.

"Pasti ingin ada komitmen yang jelas. Anies harus manut," sambung Ujang.

Sementara terkait adanya kabar bahwa Megawati menunjuk Pramono sebagai cagub PDIP di Pilkada Jakarta, Ujang menganggap hal itu wajar dilakukan.

Pasalnya, menurutnya, kader internal PDIP seperti Pramono sudah kerja keras untuk membesarkan partai yang menaunginya.

"Tentu saya melihat memutuskan mengusung kadernya sendiri karena sudah mati-matian juga membesarkan partai, sedangkan Anies tidak," jelasnya.

Senada, pengamat politik dari Citra Institute, Efriza mengungkapkan bahwa PDIP takut dikhianati jika mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Olly Dondokambey Sebut Megawati Tunjuk Pramono Anung Maju Pilkada Jakarta, Bukan Anies

Dia mengatakan PDIP harus mengingat rekam jejak Anies ketika menurutnya 'berkhianat' kepada Prabowo Subianto ketika mencalonkan diri menjadi capres di Pilpres 2024.

Selain itu, sambung Efriza, Anies juga justru berduet dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Pilpres 2024 ketika dirinya digadang akan berduet bersama Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sehingga, Efriza menganggap PDIP harus mengusung kader internalnya sendiri untuk Pilkada Jakarta 2024.

"Jadi nanti mbalelo lagi ke PDI Perjuangan. Jadi kalau saya lihat, benar apa kata Ganjar bahwa yang seharusnya diajukan PDI Perjuangan adalah kadernya sendiri."

"Singkirkan Anies, abaikan Anies. Karena PKS saja sudah berani menyingkirkan Anies, mengabaikan Anies. Kecuali Anies mau menjadi kader PDI Perjuangan," katanya dalam program On Focus yang ditayangkan di YouTube Tribunnews seperti dikutip pada Selasa (27/8/2024).

Efriza menganggap PDIP masih memiliki kader yang mumpuni untuk bertarung di Pilkada Jakarta 2024 sehingga tak perlu untuk mengusung calon dari luar partai seperti Anies.

Dia menyebut beberapa kader potensial seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Eriko Sutarduga, Djarot Syaiful Hidayat, hingga Ketua DPD PDIP Jakarta Adi Wijaya alias Aming.

Efriza meminta agar PDIP tidak hanya memandang elektabilitas dari seorang calon ketika akan diusung.

Namun, sambungnya, harus memiliki loyalitas dengan partai.

"PDIP harus berpikir buat apa dia menampung calon yang berelektabilitas besar tetapi tidak bisa dijaketkan, tidak bisa menjadi kader partai," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Pilgub Jakarta 2024

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini