Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses rekapitulasi suara Pilkada Serentak 2024 di sejumlah wilayah Papua tak kunjung rampung lantaran terkendala masalah keamanan dan dinamika lokal.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Mochammad Afifuddin mengungkapkan adanya insiden serius, termasuk intimidasi dan penyekapan terhadap petugas pemilu di beberapa daerah.
Dalam surat yang ia teken terkait penanganan rekapitulasi di Papua, Afifuddin meminta agar perlindungan dan keselamatan para petugas KPU menjadi prioritas utama dalam proses rekapitulasi.
"Melihat daerah-daerah yang tantangannya adalah soal keamanan, konflik lokal, kami mengharapkan KPU berkomunikasi semua pihak untuk kemudian tidak terjadi kekerasan di sela-sela rekapitulasi," ujar Afif dalam jumpa pers di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (13/12/2024).
“Berita seputar teman-teman disekap dan seterusnya juga ada dalam proses-proses itu,” kata dia.
Wilayah yang menjadi titik kendala termasuk Kabupaten Mamberamo Raya dan Jayapura di Provinsi Papua, Kabupaten Lani Jaya dan Tolikara di Papua Pegunungan, serta Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, dan Paniai di Papua Tengah.
Baca juga: Kini Prabowo Usul Gubernur hingga Bupati Dipilih DPRD: Sebetulnya Bisa Kita Putuskan Malam Ini
Afif, menyebut tantangan utama adalah konflik lokal dan ancaman terhadap keselamatan petugas.
KPU juga mempertimbangkan opsi memindahkan proses rekapitulasi ke lokasi yang lebih aman jika kondisi tidak memungkinkan di wilayah terdampak.
Koordinasi dengan TNI, Polri, Bawaslu, dan saksi pasangan calon terus dilakukan untuk memastikan proses berjalan sesuai aturan.
“Dengan pertimbangan dan berkomunikasi dengan para pihak, kepolisian, dan juga TNI untuk keamanan, kemudian dengan Bawaslu dan saksi paslon, kami menyarankan seandainya daerah tersebut memang tidak kondusif itu kemudian ditarik, dipindahkan ke daerah yang dianggap aman,” tegas dia.