News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Preliyan Bocah Lampung

Siapa Fadli Fani yang Memviralkan Preliyan si Anak Yatim dari Pesawaran?  

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Preliyan dipangku Fadli atau Anggi Fadli Fani, founder Respek Peduli Lampung. Preliyan adalah bocah yatim yang terekam menangis di pusaran ayahnya karena rindu ibu dan sedih dagangan yang dijualnya tidak laku di Bandar Lampung.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggi Fadli Fani (34) adalah orang di balik viralnya Preliyan, anak yatim dari Pesawaran, Lampung.

Preliyan terekam menangis  di tepi trotoar karena dagangannya tak laku. Di video ia juga terlihat memeluk pusara ayahnya beberapa waktu lalu.

Berkat postingan Fadli di akun Instagram @fadli_respek, kisah mengharukan Preliyan si anak yatim itu menyebar. Simpati berdatangan dari banyak pihak.

Uluran tangan hadir lewat organisasi pengumpul dana kemanusiaan Kita Bisa, dan akhirnya Bersama Respek Peduli Lampung, membantu kesulitan Preliyan dan keluarganya.

Siapa sesungguhnya Fadli? Fadli Fani adalah warga Lampung sekaligus founder Respek Peduli, yang sejak dulu tergerak untuk melakukan kegiatan sosial.

Meskipun pernah dicap anak 'badung alias bandel', Fadli selalu menyisihkan sebagian penghasilannya dari bekerja lepas untuk membantu sesama.

Baca juga: Menangis di Pusara Ayahnya, Preliyan si Bocah Yatim Kini Bisa Tersenyum

Baca juga: Preliyan Pingin Jadi Polisi, Cerita Tiap Malam ke Pamannya di Pesawaran

Untuk aksi pertamanya, ia memulai dari membantu sesama yang terdampak bencana alam pada 2016.

"Jadi dulu tuh saya suka mabuk gitu, tapi gerak sosial jalan. Memang suka aja. Awalnya tiap lakukan gerakan pakai dana pribadi,” kata Fadli kepada reporter TribunJakarta.com, Senin (11/5/2020).

“Kemudian banyak teman yang tahu dan ikut menyisihkan rezekinya juga," imbuhnya saat itu.

Niat baiknya pun berlanjut dan mendapatkan dukungan serta kucuran dana dari sejumlah rekannya.

Hingga akhirnya pada 19 November 2016, Fadli mendapatkan saran dari salah satu rekannya untuk membentuk wadah komunitas.

"Bang gimana kalau bikin bendera lain?" kata Fadli menceritakan tawaran temannya saat itu.

"Akhirnya di situ muncullah ide 'Respek' atau Relawan Sosial Peduli Kemanusiaan. Jadi sejak saat itu, aksi kita selalu dinamakan Respek Peduli," jelasnya.

Preliyan, bocah yatim yang menangis dan juga terekam memeluk pusara ayahnya yang meninggal dua tahun lalu di sebuah desa Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. (Kolase Foto IG Fadli_Respek/Tribun Lampung)

Semakin gencar membantu sesama, pada April 2017 Fadli bersama rekan lainnya memutuskan untuk membuka donasi umum.

Tujuannya untuk lebih banyak membantu orang, karena selama ini dana mereka bisa dibilang terbatas.

Bersambut baik, donasi yang masuk terbilang banyak saat itu. Sehingga, Fadli membantu lansia yang masih bekerja dari uang tersebut.

Sampai, muncul wacana untuk melakukan inovasi agar donasi tersebut tepat guna.

"Saya merasa kok gini-gini aja ya. Sebab, dulu itu apa yang kita lihat memprihatinkan pasti dibantu tanpa survei lebih dulu. Akhirnya di situ berpikir gimana uang donasi ini tepat guna, sebab kan ini amanah," ungkapnya.

Sebulan kemudian, pada Mei 2017, Respek Peduli menetapkan sistem menjadi pendamping Kesehatan.

Dalam kata lain Fadli dan rekan lainnya bergerak untuk membantu sesama dalam ranah kesehatan.

Keputusan ini diambil setelah melihat kondisi saat ini, di mana banyak pengobatan pasien dengan penyakit cukup serius terhalang oleh biaya maupun akomodasi yang berujung sikap pasrah pasien.

"Jadi kita melakukan pendampingan pada lansia dan anak-anak. Sebab beberapa dari mereka memiliki BPJS tapi terkendala biaya operasional menuju RS sehingga lebih pilih berhenti pengobatan saja atau pihak keluarga tak mengerti birokrasi di Raa seperti apa. Kita (Respek Peduli) akhirnya fokus membantu di situ hingga saat ini," jelasnya.

Fokus pada pendampingan sosial diakui Fadli memberi tantangan tersendiri. Sebab, ia harus selalu memastikan keuangan Respek Peduli selalu cukup.

Hal ini penting karena pendampingan pasien berhubungan pada nsib dan nyawa seseorang. Sehingga, bila tak cepat ditangani pengobatannya atau terlambat, nyawa menjadi taruhannya.

"Untuk itu, melalui medsos kita beritahukan kegiatan kita seperti apa dan turut memberikan informasi perihal donasi. Sehingga bagi yang ingin menyisihkan rezekinya dapat mengirimkan ke Rekening BCA 4060851366 a/n Anggi Fadli Fani," katanya.

Miliki Rumah Singgah

Seiring perjalanan waktu, pada 2018, Respek Peduli mendapatkan kabar gembira. Satu di antara donaturnya, Ayu Widiyaningrum, mendukung mereka membangun rumah singgah.

Rumah singgah ini menjadi tempat untuk pasien anak-anak selama pengobatan, yang di mana sejumlah pasiennya berasal dari daerah.

Selain itu, keberadaan rumah singgah juga diperlukan untuk memudahkan memantau pasien.

Terhitung saat ini, rumah singgah Respek Peduli sudah ada di Lampung dan Jakarta Utara.

"Jadi kata dia (Ayu) ini waktu umrah terlintas Respek Peduli. Akhirnya dia kasih anggaran Rp 150 juta dan kita alokasikan untuk rumah singgah yang di mana biaya sewa pertahunnya kita lanjutkan sendiri," katanya.

Sementara untuk pasien di luar anak-anak akan disewakan kosan atau rumah lain untuk singgah sementara.

Masih bergerak untuk membantu pengobatan, Respek Peduli tentunya memiliki impian lainnya.

Setelah memiliki rumah singgah, Founder Respek Peduli itu berencana menyiapkan panti jompo.

Ia tebersit ide itu berdasar pengalaman menangani pasien jompo. Mereka kerap kesulitan saat evakuasi pasien lansia.

"Sejauh ini panti jompo memang masih sangat jarang. Sebab lebih banyak panti yang menerima orang-orang yang masih produktif. Sehingga harapan kami selanjutnya dapat mendirikan panti jompo," ujar Fadli.

Selain itu, Respek Peduli juga berharap semakin banyak donatur yang percaya kepada mereka. Kemudian berlanjut menularkan virus kebaikan ke orang sekitar.

Sebab ke depannya mereka berencana mendirikan sanggar kreatif serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Saya berharap juga ke depannya yang menjadi trending justru hal baik dan bukan hal yang salah. Sehingga semakin banyak orang yang menularkan virus kebaikan," katanya.(Tribunnews.com/TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

ARTIKEL INI SUDAH TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Cerita fadli berawal iseng hingga fokus bantu pengobatan anak dan lansia melalui respek peduli

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini