Pria berusia 35 tahun itu terinspirasi setelah menonton konten video di You Tube. Video itu menampilkan prosesi pernikahan orang Baduy.
"Awalnya engga sengaja ada undangan hunting di (Benteng) Speelwijk dan kekurangan properti, kebetulan ada kain baduy jadi diotak-atik akhirnya jadilah seperti ini," ujar Rahmatullah.
Ia menjelaskan ide inovasinya di Villa Marina Anyer, Jalan Raya Anyer Km 20, Desa Cikoneng Serang Banten dalam acara Anyer MUA Vencor Community (AMVC), Selasa (5/10/2021)
Untuk merancang kain menjadi baju, dia membutuhkan waktu 30 menit dan make up 40-60 menit, sehingga secara keseluruhan membutuhkan waktu selama 1 jam 30 menit.
Dia dibantu oleh Grup blessing bersama Makeup Artis (MUA) Neng Zainal dari Kabupaten Serang.
Pakaian adat Baduy itu pun ditampilkan dalam acara fashin show.
Masing-masing peserta mengangkat pakaian adat nusantara lainnya.
Untuk merangkai baju, Rahmat membutuhkan dua kain batik Baduy kombinasi warna biru hitam kelompok masyarakat adat Banten itu.
"Butuh dua kain, satu untuk selendang dan satu lagi untuk penutup dada, kain utamanya hitam," terangnya.
Pada bagian dalamnya dia menggunakan kain hitam dan ikat pinggang warna hitam dan putih dari kain.
Dia juga mempertahankan ciri khas pakaian Baduy yaitu tidak boleh dipotong dan dijahit.(Tribunnews.com/ TribunBanten.com/Agung Y Wibowo/Mildaniati)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Kerajinan banten melihat proses pembuatan tenun baduy di desa kanekes kabupaten lebak