TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - "Awalnya karena suka dibacakan buku sebelum tidur sama ibu terus nonton di YouTube,” aku Khansa Nur Aisyah di Masjid Al Kautsar, Kota Kendari, Provinsi Sultra, Senin (27/3/2023).
Khansa, bocah umur 10 tahun ini menyita perhatian masyarat karena kemampuannya bercerita atau ‘story telling’ di depan publik.
Di acara yang digelar di masjid tersebut, Khansa Nur Aisyah bercerita tentang ‘Keutamaan Ramadan’ di depan ribuan anak TK se-Kota Kendari.
Ia menjadi pusat perhatian lantaran cerita yang disampaikannya disajikan penuh ceria, berbahasa yang lugas dan sangat aktif.
Bahkan, ia juga sempat berinteraksi ke anak-anak TK dengan memberikan beberapa pertanyaan dan hadiah.
Bakat storytelling Khansa tersebut menurut ibunya, Reni, sudah terlihat sejak usianya 5 tahun.
Gadis kecil bernama lengkap Khansa Nur Aisyah ini gemar menceritakan ulang dongeng-dongeng atau kisah yang dibacakan orangtuanya setiap mau tidur.
“Kadang suka latihan sendiri di rumah dan biasa juga ditemani ibu," kata Khansa yang terlihat percaya diri.
Selain suka bercerita, anak pertama dari tiga bersaudara itu juga rupanya gemar menulis. Bahkan kini Khansa tengah membuat sebuah buku cerita tentang pelangi.
"Ini saya lagi mau bikin buku sendiri juga tentang dongeng pelangi," kata Khansa Nur Aisyah riang.
Khansa juga berbagi tips kepada anak-anak lainnya agar lebih rajin membaca buku, sebab menurutnya banyak hal yang diperoleh dari buku-buku yang ia baca.
"Rajin membaca buku karena di buku banyak hal yang bisa meginspirasi kita, siapa tahu adik-adik bisa terinspirasi," tuturnya.
Murid Kelas IV SD di Lazuardi Ibnu Sina Kota Kendari tersebut juga ternyata memiliki banyak prestasi lainnya.
Di usianya keenam tahun, ia pernah menyabet juara pertama mengalahkan 11 ribu anak se-Indonesia pada Kompetisi Potensi Prestasi Generasi Maju 2018.
Pada kompetisi tersebut, Khansa menampilkan storytelling berbahasa Inggris.
"Bukan hanya storytelling tapi seluruh bakat anak Indonesia digabungkan di situ. Jadi kayak Got Talent," kata Reni, ibu Khansa.
"Iya, waktu itu dia storytelling bahasa Inggris jadi pemenang hadiahnya Rp 35 juta beasiswa pendidikan," tambahnya.
Reni menyampaikan, baru-baru ini Khansa juga menang pada lomba storytelling di RRI membawakan kisah Oputa Yi Koo "Pahlawan Nusantara dari Buton".
"Baru pertama kali diangkat menjadi dongeng, dia yang membawakan. Saya cuma kasih naskahnya, ini ada naskah Oputo Yi Koo, terus dia yang improve sendiri," jelasnya.
"Seperti tadi ini cerita keutamaan Ramadan saya hanya beri temanya. Pembahasannya dia cari sendiri, dia yang improve sendiri ceritanya, begitu sih. Dia bebas untuk mengekspresikan dirinya," sambung Reni.
Reni mengaku menanamkan dan mengenalkan literasi sejak usia dini kepada anak-anaknya dengan rutin membacakan buku-buku dongeng, karena literasi sangat penting dan bermanfaat.
Kata dia, salah satu keuntungan menanamkan literasi ke anak sejak dini yakni dapat menghindari anak-anak dari kecanduan gadget.
"Nah untuk ibu-ibu juga sekalian penting sekali mengajarkan literasi sejak dini ke anak-anak. Karena jujur yang menjadi lawannya ibu-ibu sekarang adalah gadget, susah sekali melepaskan anak-anak dari gadget," ujarnya.
"Jadi diupayakan supaya anak-anak kembali ke buku," ungkapnya menambahkan.
Dengan rutin membacakan buku sebelum tidur, Reni mengaku mulai melihat potensi anaknya gemar menceritakan kembali kisah-kisah tersebut.
Lantas, ia mendampingi dan melatihnya bahkan sering mengikutsertakan anaknya di kompetisi-kompetisi.
"Setelah melihat potensinya saya follow up lagi, jadi bukan hanya storytelling, Khansa juga bisa menari dan menyanyi," ujarnya.
"Dia kognitifnya juga bisa, sering ikut olimpiade match meskipun tidak menang tapi passionnya untuk mau ikut olimpiade sudah ada. Jadi saya lebih mengasah dia multitasking," lanjutnya.
"Di rumah itu tidak ada mainan sama sekali, yang ada cuma buku cerita, jadi ya investasi mereka ini ya buku cerita," tutupnya.(Tribunnews.com/TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Sosok khansa nur aisyah si kecil jago storytelling di kendari prestasi cara orangtua didik anaknya