Namun, versi ini tak ada catatan sejarah tertulisnya. Hanya kisah lisan, cerita rakyat turun temurun baku soal asal-usul terbentuknya nama Raja Ampat.
Ada pula kisah lain berupa legenda rakyat. Raja Ampat berasal dari kisah seorang wanita yang menemukan tujuh telur di Wawiai.
Empat telur di antaranya menetas menjadi para pangeran dan menguasai empat pulau terbesar di daerah tersebut.
Kisah Gua Hantu di Teluk Kabui
Kisah misterius juga ada terkait Gua Hantu yang berada di perairan Teluk kabui. Teluk ini berada di Pulau Waigeo.
Meskipun menyimpan cerita misteri, namun banyak wisatawan yang dibuat terpana dengan karang-karang yang membentuk labirin raksasa. Gua ini tersembunyi di balik gugusan pulau-pulau karst.
Ada sebuah mitos yang berkembang pada masyarakat Raja Ampat, jika Gua Hantu menjadi tempat tinggal hantu lautan.
Sosok hantu laut ini juga dipercaya memiliki bentuk tubuh seperti gurita raksasa. Gurita ini biasanya akan menyerang kapal nelayan hingga menyebabkan kapal hancur dan menewaskan awak kapal.
Namun sayangnya, jika ada seorang yang berniat mendokumentasikan wujud gurita raksasa tersebut, sosoknya tidak pernah menampakkan diri.
Hingga kini sosok gurita raksasa tersebut dianggap mirip hantu, karena sosoknya yang masih menjadi misteri. Itulah alasan mengapa tempat ini disebut sebagai Gua Hantu.
Tidak seperti sebagian tempat di Indonesia, cuaca di Raja Ampat relatif stabil sepanjang tahun, suhunya sekitar 25-32°C, dengan kelembaban tinggi yang kadang-kadang menyebabkan hari terasa lebih panas.
Meskipun ada musim kemarau, musim hujan, dan musim angin yang khas, di bawah ini adalah pedoman umum untuk pola musim di Raja Ampat.
Banyak pulau, terutama pulau-pulau besar Salawati, Batanta, Waigeo dan Misool, yang memiliki iklim mikro yang sangat bervariasi dari pulau-pulau terdekat.
Iklim mikro ini, misalnya, dapat menyebabkan hari cerah di Gam, sementara hujan deras di pulau-pulau terdekat Kri atau Waigeo.