"Awalnya, lulus kuliah, kerja di Coffee Shop punya om dan aku yang manage," kata Bella.
"Tiba-tiba ada kondisi seperti ini," sambungnya.
Tahun 2020 akhir, dia mulai pegang kendali penuh atas Gudeg Bima.
Sebagai pemilik usaha, tentu saja, hal mendasar yang harus dikuasai adalah mengenali produk yang dijual.
Lantaran usaha yang dikelola adalah orisinil, Bella harus meracik bumbu dan memasak gudeg se-autentik mungkin.
Juga, harus seenak buatan sang ayah, yang tentu saja telah memiliki pasar tersendiri.
"Ayah sempat koma, selama dua hari," kenangnya.
Setelah sadar, ia ngobrol cuma berdua dengan ayah untuk tahu resepnya.
"Saya bilang 'Ya udah, Yah, tulis resepnya apa aja'," kata Bella mengulang ucapannya saat itu.
Namun, respon sang ayah justru bikin Bella bingung. Saat itu, ayahnya tidak mau menuliskan resep Gudeg Bima.
Alasannya, sang ayah berkeyakinan, Bella bisa membuat gudeg seenaknya buatannya.
"Ayah bilang 'Buat apa ditulis. Tidak pernah menakar juga bumbu-bumbunya'," imbuh dia.
Karena itu, saat Bella pulang ke rumah, dia belajar memasak gudeg. Tentu saja, dengan panduan sang ayah di rumah sakit lewat video call (VC).
"Aku pulang, terus video call sama ayah. Sama ayah dipandu," katanya.