News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ngalun Aiq dan Mandik Pengantin, Dua Tradisi Lombok Timur yang Nyaris Punah

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pdesa atau Gawe Desa ala masyarakat Pringgasela, Lombok Timur, NTB. Tradisi ini merawat ritus kuno yang nyaris punah dari Lombok Timur.

TRIBUNNEWS.COM, MATARAM – Warga Desa Aikdewa, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, kembali menghidupkan tradisi yang nyaris punah lewat gawe desa atau pesta desa.

Di khasanah Jawa tradisi ini mirip dengan budaya Merti Desa, Merti Dusun, Merti Kali, Rasulan dan sejenisnya.

Mereka menggelar acara tradisional Ngalun Aiq dan Mandik Penganten. Ngalun Aik kurang lebih memiliki makna mandi air sungai.

Sedangkan Mandik Penganten lebih kurang artinya sama dengan mandi pengantin dalam khasanah Bahasa Indonesia.

Ketua Panitia Gawe Desa 3 Aikdewa, Hirpan Rosidi menjelaskan istilah Ngalun Aiq merupakan suatu ciri khas utama gawe desa.

Namun tak melulu hanya adat budaya tersebut saja yang diangkat melainkan juga dirangkaikan dengan adat budaya lainnya seperti Mandik Penganten.

Juga Poposan, Rantok (alu atau alat penumbuk padi), Berolang-olang, Tari Rudat, Dila Siu atau lampu seribu, dan lainnya.

"Sehingga setiap gelaran gawe desa selalu mengangkat adat budaya yang berbeda dan tentunya Ngalu Aiq yang menjadi brand utama pada gelaran tersebut harus ada menjadi penyangga atau pun pendamping dari budaya lainnya," ucap Hirpan kepada jurnalis TribunLombok.com Tribun Network, Senin (10/4/2023).

Hirpan mengungkap, penyelenggaraan Gawe Desa 3 ini akan mengangkat adat dan budaya Ngalun Aiq x Mandik Penganten pada 20 Juni 2023.

"Setiap gelaran prosesi Ngalun Aiq selalu ada karena sebagai brand utama event Desa Aikdewa sekaligus untuk menjaga kelestarian mata air, karena Aikdewa sangat berlimpah mata air," ungkapnya.

Prosesi Mandik Penganten, kata Hirpan, bertujuan untuk membersihkan kedua mempelai dari sisi negatif yang ada di dalam tubuhnya.

Sehingga saat menjalani pernikahannya kedua mempelai sudah bersih dari sisi negatif dan dapat menjalani kehidupan berkeluarga dengan aman dan nyaman.

"Prosesi Mandik Penganten itu sendiri harus dilaksankan di dekat mata air dengan terlebih dahulu menggelar beberapa ritual pembuka agar apa yang dihajatkan dapat dengan mudah tersampaikan," tuturnya.

Setiap gelaran Gawe Desa melibatkan seluruh elemen masyarakat Desa Aikdewa sehingga atmosfer dari setiap gelaran dapat dirasakan semua kalangan.

Adat-istiadat yang telah lama ditinggalkan oleh para leluhur dapat kembali dikenal masyarakat luas, khususnya di Desa Aikdewa.

Gawe Desa dirangkaikan dengan Gebyar Ngeson Aiq Kokok, Jalan Sehat, Bazar UMKM, Nyair, dan Pesta Rakyat sebagai penutup kegiatan.

Hirpan berharap kegiatan tersebut dapat memperkenalkan budaya yang telah lama hilang dari tengah-tengah masyarakat dapat dinikmati lagi keberadaannya oleh masyarakat milenial atau generasi Z.

Gawe desa ini mulai dilaksanakan pemuda-pemudi Aikdewa sejak tahun 2017 dengan tujuan agar adat budaya dapat diperkenalkan pada masyarakat di era yang sekarang dan tentunya pada anak generasi milenial.

Hal mendasar yang ingin disampaikan melalui gawe desa ini adalah para nenek moyang pada zaman dahulu yang sangat menghargai alam khususnya mata air sebagai gantungan hidup seluruh makhluk hidup.(Tribunnews.com/TribunLombok/Ahmad Wawan Sugandika)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Gawe desa aikdewa di lombok timur angkat budaya ngalun aiq dan mandik penganten

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini