TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG – Kuliner satu ini layak masuk daftar menu jika Anda melancong ke Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung.
Namanya Bubur Jawak. Khasanah kuliner unik ini terbilang langka pada saat ini. Bahkan ada yang menyebutnya nyaris punah.
Masalahnya, tanaman yang jadi bahan baku inti bubur ini tanaman semusim yang bisa dipanen hanya satu kali dalam setahun.
Selain itu, pengelolaan jawak juga terbilang cukup sulit karena harus memisahkan tujuh kulit arinya.
Lantaran sulit ditemui inilah harga jual jawak kemudian menjadi tinggi. Di kalangan masyarakat Belitung, tanaman jawak ini diolah menjadi bubur yang punya ciri khas.
Bubur jawak terbuat dari biji tanaman Sorgum atau di Kabupaten Belitung dikenal dengan nama Jawak.
Jawak adalah tanaman yang tumbuh mirip seperti ilalang, akan tetapi pohon jawak lebih tinggi seperti jagung.
Bubur jawak kerap kali menjadi hidangan favorit di bulan puasa Ramadhan.
Rasanya yang manis, gurih, dan nikmat, menjadikan kuliner khas yang satu ini selalu menjadi incaran.
Adhywira, pemilik warung Kedai Belitong Kite yang menyediakan hidangan bubur jawak, mengatakan untuk membuat kuliner khas Belitung ini tidak begitu sulit.
Anda hanya perlu mempersiapkan bahan-bahannya, yaitu biji jawak, gula aren, air putih, santan, sedikit garam, dan daun pandan.
Cuci jawak terlebih dahulu hingga bersih, kemudian ditanak hingga matang.
Selanjutnya rebus air dengan menambahkan gula aren, sedikit garam, dan daun pandan agar menghasilkan aroma bubur jawak yang wangi dan menggugah selera.
Masukkan jawak yang sudah matang tadi ke dalam air gula aren sembari diaduk secara perlahan.