TRIBUNNEWS.COM, KEPAHIANG - Rafflesia Arnoldi, bunga ikonik Provinsi Bengkulu, pekan lalu kembali mekar di lokasi yang cukup mudah dijangkau orang.
Bunga langka ini tumbuh dan mekar di pinggir Jalan Lintas Kepahiang-Bengkulu, Kabupaten Kepahiang.
Bunga Rafflesia Arnoldi itu mekar selebar 70 Centimeter dengan 5 kelopak bunga. Lokasinya ada di Kilometer 52 di Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kepahiang.
Dari pinggir jalan pengunjung hanya berjalan kaki sejauh 20 meter atau sekitar lima menit, melewati trek jalan setapak yang sudah dibuat oleh masyarakat.
Saat berjalan menuju lokasi, pengunjung disarankan memakai alas kaki khusus untuk hiking. Karena saat menuju lokasi pengunjung akan menaiki tanjakan lebih kurang setinggi tiga meter.
"Bunga Rafflesia Arnoldi ini ditemukan sejak Senin 3 Juli 2023, namun beberapa hari hujan ini, kami baru bisa membuat jalannya hari ini," kata Ketua Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan (LP2L2), Holidin, Kamis (6/7/2023).
Lanjut Holidin, bunga Rafflesia Arnoldi yang mekar di pinggir jalan lintas Kepahiang-Bengkulu itu sudah empat hari mekar, namun masih tampak indah.
Mereka setiap hari terus memantau kondisi bunga Rafflesia Arnoldi, hal itu dilakukan untuk mengetahui kondisi bunga tersebut.
Bunga ini mekar sempurna sampai Sabtu, dan mati hai berikutnya. Jika sudah lewat, pengunjung bisa menyaksikan foto-foto dokumentasi bunga tersebut saat mekar sempurna.
Selain bunga Rafflesia Arnoldi yang sedang mekar di sekitar bunga juga tampak dua bonggol bunga Rafflesia lagi yang diperkirakan akan mekar dua minggu lagi.
Untuk biaya masuk tidak ada patokan biaya, namun pengunjung dipersilahkan untuk memberikan uang sukarela.
Bunga Rafflesia Arnoldi ini, pertama kali ditemukan seorang ilmuwan berkebangsaan Prancis.
Hal itu dijelaskan Agus Susatya, akademisi Universitas Bengkulu, yang juga merupakan peneliti dari bunga Rafflesia. Menurutnya sejarah unga Rafflesia sangat panjang.
“Bunga Rafflesia ini ditemukan oleh seorang ilmuwan Prancis bernama Louis Auguste Deschamps," ujar Agus kepada TribunBengkulu.com Tribun Network.
Agus bercerita, saat itu Louis Auguste Deschamps ini sudah meneliti bunga Rafflesia selama 11 tahun di Pulau Jawa.
Di sana ia mendapatkan bunga dengan bentuk aneh dan membawanya pulang ke Prancis. Saat membawa pulang, Deschamps bertemu tentara Inggris di selat Inggris pada tahun 1700an.
"Kapal milik Louis Auguste Deschamps ini, dirampas tentara Inggris, lalu hasil penelitian, catatan dan spesimennya disita oleh tentara Inggris" ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan barang-barang yang disita oleh tentara Inggris ini, lalu dilihat oleh pihak ilmuwan dari Inggris.
"Kapal milik Louis Auguste Deschamps ini, di rampas oleh tentara Inggris, lalu hasil penelitian, catatan dan spesimennya disita oleh tentara Inggris" ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan barang-barang yang disita oleh tentara Inggris ini, lalu dilihat oleh pihak ilmuwan dari Inggris.
Para ilmuwan ini menganggap penelitian bunga dari Louis Auguste Deschamps ini sangat unik.
"Lalu pihak Inggris mengirimkan Thomas Stamford Raffles untuk melakukan ekspedisi. Raffles saat itu diminta melakukan ekspedisi di kawasan Pasemah, Provinsi Sumatera Selatan, lalu lanjut ke Bengkulu, dan sampai ke Dusun Pulau Lebar Bengkulu Selatan" jelas Agus.
Di sana Raffles dan Joseph Arnold menemukan bunga yang sama pada tahun 1818, lalu di bawa untuk dilakukan deskripsi.
Nama bunga tersebut adalah gabungan dari, Raffles sebagi nama genus dan arnoldi sebagai nama spesies.
"Setelah ditemukan, bunga ini kemudian dideskripsikan, lalu diberi nama Rafflesia Arnoldi," kata Agus.(Tribunnews.com/TribunBengkulu/M Panji Destama Nurhadi)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Rafflesia arnoldi berkelopak mekar di pinggir jalan lintas kepahiang bengkulu