TRIBUNNEWS.COM, SEKADAU – Kalimantan Barat memiliki spot wisata alam yang mampu memacu adrenalin, yaitu rafting atau arung jeram di Sungai Menterap.
Destinasi wisata petualangan ini berlokasi Riam Pelaya Sungai Menterap, Desa Nanga Biaban, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
Pesona arung Jeram di sungai ini diakui Hery Sumitro Lingga, Ketua Ikatan Jurnalis Sintang (IJS) seusai menjajal derasnya arum Jeram Sungai Menterap.
Menurutnya, rasa penat, jenuh akan hilang seketika setelah melewati spot dan rute perjalanan di Sungai Menterap sepanjang enam kilometer berdurasi satu jam.
"Menyenangkan mengisi waktu liburan dengan menjajal rafting," kata Lingga.
Sajian spot rafting dengan aliran sungai yang deras di Sungai Menterap akan memberikan pengalaman liburan yang beda.
Durasi 60 menit tidak terasa karena banyak keseruan yang dilalui selama menyusuri arus yang deras.
Adrenalin mulai terpacu saat perahu terbentur bebatuan melewati riam.
Pemandangan sepanjang Sungai Menterap tak kalah menakjubkan.
Tutupan hutan rapat. Dedaunan hijau sekitar sungai memanjakan mata ditambah air sungai yang jernih.
Pengunjung bisa request atraksi rafting kepada pemandu rafting atau turun dari perahu untuk sekadar berenang-renang, foto-foto dan menikmati manfaat dari pelampung arung jeram.
Biaban Rafting Adventure dikelola oleh para anak muda. Totalnya ada 20 orang. Ketuanya Sapriadi.
Wisata air ini termasuk baru. Dibuka bulan Maret lalu. Dalam dua bulan terakhir, pengunjungnya cukup ramai.
Saat ini, hanya ada satu perahu karet aset Federasi Arum Jeram Indonesia (FAJI) Sekadau.
"Aset lainnya seperti life jacket, helm dan lainnya, kami patungan," kata Budi Ridwan Purnama, Korlap Biaban Rafting.
Jarak tempuh dari Kabupaten Sintang ke Desa Nanga Biaban sekitar 120 kilometer. Menggunakan sepeda motor relatif lebih mudah, murah dan cepat sampai Basecamp Biaban Rafting.
Rentang waktu yang ditempuh perjalannnya sekira 3-4 jam. Dari Kota Sekadau menuju ke Rawak, Sekadau Hulu, jalan relatif mudah, sudahberaspal tapi berlubang di sejumlah tempat.
Jalan menuju ke Desa Nanga Biaban, tak jauh dari Mapolsek Sekadau Hulu.
Dari Rawak menuju Nanga Biaban ditempuh sekitar dua jam perjalanan menggunakan mobil. Kontur jalan tanah, batu, melewati sejumlah desa, kebun sawit, dan banyak perbukitan.
Hanya kendaraan dobel gardan dan sepeda motor yang bisa sampai di basecamp karena akses cukup sulit.
Tanjakan curam, tanah kuning dan licin saat hujan. Kendaraan biasa hanya sampai ujung Desa Nanga Biaban.
Pengelola Biaban Rafting membagi dua paket untuk menikmati arum jeram.
Paket pertama untuk minimal 4 dan maksimal enam orang satu perahu karet. Biaya Rp 600 ribu rupiah. Durasi selama 1 jam dengan jarak tempuh 6 kilo meter.
Paket kedua durasi 15 menit, dengan jarak 2 kilo meter. Biaya Rp 300 ribu rupiah.
Semua paket sudah termasuk dengan pemandu, helm, life jacket, P3K, dayung dan dokumentasi.
Sebelum menjajal arum jeram, pengunjung akan dibekali edukasi keselamatan agar tetap aman saat rafting berlangsung.
Mulai dari cara menggunakan atribut rafting hingga cara mengendalikan perahu yang akan ditumpangi.
Untuk pemula, ataupun yang tidak bisa berenang tetap bisa menikmati wahana rafting karena sudah dibekali arahan keselamatan dan atribut lengkap selama pengarungan.
Saat ini, belum ada homestay di basecamp yang bisa ditempati untuk istirahat.
Namun, ada tempat lapang yang disiapkan pengelola untuk camping. Di basecamp hanya tersedia WC dan jalan setapak yang dibangun oleh desa.(Tribunnews.com/TribunPontianak/Agus Pujianto)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Menjajal biaban rafting jeram pelaya sungai menterap di desa nanga biaban sekadau hulu