News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecelakaan Maut di Puncak

Ada Asap dan Bau Sangit, Tapi Sopir Tenang Saja

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warung-warung yang berantakan setelah diterjang Bus Karunia Bakti

TRIBUNNEWS.COM, JAJARTA - Susanti (34), seorang penumpang Karunia Bakti yang selama dalam kecelakaan di Cisarua, Bogor, Jumat (10/2/2012) malam, mengaku melihat gelagat aneh dari sopir dan kernet bus yang ia tumpangi sebelum kecelakaan terjadi.

Susanti mengaku naik bus tersebut dari Cianjur dengan tujuan Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, pada Jumat siang. Ia mengaku duduk di baris kedua belakang sopir. "Saya naik dari Cianjur, awalnya enggak ada apa-apa, biasa saja," ujar Susanti.

Tiba-tiba, saat bus melaju di kawasan titik Puncak ia mencium bau kabel terbakar diikuti kepulan asap bersumber dari bagian mesin bus yang berada di samping sopir. "Tapi, saat sampai di Puncak, tercium bau sangit di bagian depan, seperti bau kabel korsleting," ucap Susanti dengan suara bergetar dan mengaku masih syok saat ditemui di lokasi kejadian.

Sejumlah penumpang sempat bertanya kepada sopir soal kejadian itu. Namun, baik sopir maupun kernetnya tampak santai menanggapinya. "Tapi, mereka santai saja, seperti enggak ada kejadian apa-apa," ungkapnya.

"Tak lama kemudian, dari bagian duduk kondektur (mesin) keluar asap tebal. Tapi, mereka santai saja, seperti enggak ada kejadian apa-apa. Saya sempat mau bertanya, ada apa keluar asap. Tapi saya enggak jadi," katanya.

Selepas kawasan titik Puncak, bus yang memuat sekitar 60 penumpang itu berhenti tepat di depan RS Paru, Cisarua, yang diperkirakan untuk pengecekan rutin penumpang dari PO Karunia Bakti.

Tak lama petugas melakukan pengecekan, si kernet ikut turun mengikuti petugas pengecekan penumpang tersebut.

Susanti merasa ada yang aneh kala si sopir juga ikut beranjak dari kursinya.

"Tapi, setelah petugas Karunia itu keluar, si kondektur ikut keluar. Saya kira dia (kondektur) mau buka bagasi karena ada penumpang yang turun dan ambil barang. Tapi, kok si sopir juga ikut keluar juga. Tapi, kelihatannya dari raut wajah si sopir dan kondektur itu nggak terlihat panik atau apa. Saya sempat heran, kenapa sopir ikut keluar. Kan biasanya pemeriksaan sebentar, sopir nggak ikut keluar," kata Susanti mengungkapkan keheranannya soal kejadiaan saat itu.

Setelah bus berhenti sekitar 10 menit dan ketiga orang itu berbincang, sopir dan kernetnya kembali ke kursinya masing-masing. "Katanya mereka sedang memperbaiki sesuatu. Tapi, saya nggak tahu apa yang diperbaiki," ujarnya.

Sopir langsung mengangkat tuas rem tangan dan bus mulanya melaju perlahan. Namun, beberapa detik kemudian, sopir tersebut tancap gas dengan kecepatan tinggi dan tak terkendali.

Karena Susanti dan sejumlah penumpang lainnya memperkirakan rem bus telah blong, mereka saling berpegangan ke kursi masing-masing dan berteriak takbir.

"Pas dia (sopir) menarik rem tangan, dia langsung (melanju) dengan kencang, meluncur begitu saja. "Saya nggak tahu berapa lama, tapi di situ dah kami pada teriak Allahu Akbar," ungkapnya.

Tak lama kemudian, bus Karunia Bakti itu menabrak delapan mobil lainnya dan tiga sepeda motor dan terhenti saat menghantam warung bakso di depan Pasar Cisarua Atas, atau sekitar 1 kilometer dari lokasi pengecekkan penumpang.

Penulis: Abdul Qodir

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini