TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengamuk, operator jalan tol, PT Jasa Marga Tbk mulai berbenah. Jasa Marga berencana menggiatkan sosialisasi penggunaan kartu e-toll.
"Kami akan kembali menggalakkan sosialisasi penggunaan e-toll card," kata Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, Okke Merlina kepada Tribun Jakarta, Rabu (21/3/2012).
Menurutnya, pengguna kartu e-toll hanya mencapai 11 persen dari total pengguna total. "Target kami 25 persen tahun ini," ungkapnya.
Ia mengatakan, standar pelayanan satu kendaraan di pintu tol dipatok delapan detik. Namun target tersebut tak bisa tercapai karena pengguna tol lebih banyak menggunakan uang cash.
"Mereka ini menggunakan uang cash, dan tidak pas pula. Malah terkadang, pengguna kendaraan sengaja menggunakan uang dengan nominal besar agar bisa mendapat uang receh," ucapnya.
Bukan hanya itu, Jasa Marga juga berencana menambah 33 gerbang tol otomatis (GTO) sepanjang 2012. Tambahan ini akan membuat jumlah GTO menjadi 50 pintu.
"Penambahan GTO tersebut masih berlangsung dan ada beberapa yang sudah beroperasi," jelasnya.
Antrean panjang di pintu tol hingga kini masih mengular. Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat mengamuk di pintu tol Semanggi, Selasa (20/3/2012) karena panjangnya antrean di pintu tol.
"Sudah tiga bulan ini saya minta agar antrean masuk tol jangan sampai menjengkelkan. Tapi hingga kini tidak ada tindakan nyata," kata Dahlan Iskan, melalui surat elektronik, Selasa.
Diungkapkan, hampir setiap minggu dirinya mengirimkan layanan pesan singkat (SMS) kepada Direksi PT Jasa Marga Tbk untuk mengingatkan komitmen layanan kepada masyarakat.
"Setiap kali saya masuk gerbang tol yang antre panjang, saya selalu SMS kepada Direksi Jasa Marga," ujarnya.
Antrean panjang juga dialami Dahlan pada Sabtu (17/3/2012) pukul 11.00 WIB. Ketika itu memasuki pintu tol Kalimalang 2 ketika menuju ke Bandung untuk bertemu mahasiswa ITB.
"Kalau melayani orang yang mau membayar saja tidak baik, bagaimana melayani masyarakat kecil yang tidak punya uang," kata pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, tersebut. (Bahri Kurniawan)