TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek senilai triliunan rupiah yakni pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta masih menyisakan banyak tanda tanya bagi gubernur DKI Jakarta Jokowi. Satu diantaranya mengenai besaran tarif.
Mantan walikota Solo ini mengaku masih mempertanyakan masalah tarif MRT yang mencapai Rp 15 ribu untuk perjalanan dari Lebak Bulus hingga ke Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Menurutnya penentuan besaran tarif tersebut tidak tahu dasarnya dari mana, karena tarif akan menentukan Return of Investment (ROI) dari investasi yang telah dikeluarkan.
"Saya mau tanya (pada Dirut MRT) berapa harga karcisnya. Ini karena investasinya besar, triliuan rupiah. Saya harus tahu berapa besaran subsidinya," ujar Jokowi, Kamis (29/11/2012) di Balai Kota.
Dikatakannya, besaran tarif tersebut mungkin tidak akan menimbulkan masalah selama lima tahun kedepan. Namun tetap saja Pemprov DKI harus memberikan subsidi untuk pengoperasionalan MRT, seperti busway yang masih terus diberikan subsidi hingga sekarang.
"Berapa subsidi yang harus dberikan melalui APBD kalau tarifnya segitu? Subsidi perorang, kalikan perhari berapa, kalikan per tahun, berapa miliar yang harus dikeluarkan. Semuanya harus jelas," cetusnya.
Jokowi menambahkan, ia melakukan hal tersebut sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian. Ia menegaskan tidak mau didesak oleh pihak manapun untuk segera memutuskan nasib pembangunan MRT.
"Enggak usah saya sampaikan (kapan diputuskan). Nanti kalian kejar-kejar terus. Sudah ada di pikiran saya jangka waktunya, karena kerja harus ada target, batas waktu. Kemarin ada yang dorong segera diputuskan, yang mutusin itu susah. Yang nyuruh ya enak," tandasnya.
Klik: