Laporan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hoderi alias Dori (27), perampok spesialis uang setoran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), yang ditembak mati polisi karena berusaha melawan dan mencoba kabur dengan sepeda motornya saat akan dibekuk polisi di Jalan Gusti Ngurah Rai, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2013) dini hari pukul 00.15, diketahui memiliki 5 orang istri.
Seorang istrinya berada di Jawa Timur sementara 4 lainnya ada di Jakarta.
Hal itu diungkapkan Kapolrestro Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi Kaharni kepada Warta Kota di Mapolrestro Jakarta Timur, Jumat.
Menurut Mulyadi, usai merampok dengan tak segan-segan melukai korbannya, Dori selalu menyetorkan uang hasil rampokan ke istrinya di Jawa Timur. "Ke istrinya yang di Jawa Timur itu, pelaku selalu mengirimkan uang hasil rampokannya," kata Mulyadi.
Seperti diketahui dua orang anggota kawanan perampok spesialis uang setoran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Hoderi alias Dori (27) dan Muhi (29), berhasil dibekuk Tim Gabungan dari Kepolisian Resort Metro Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya, Jumat (29/3/2013) dini hari pukul 00.15.
Dori tewas ditembak karena berusaha melawan dan mencoba kabur dengan sepeda motornya saat akan dibekuk polisi di Jalan Gusti Ngurah Rai, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Sementara Muhi, masih dalam pemeriksaan dan penyidikan aparat Polrestro Jakarta Timur. Mulyadi menjelaskan dari pengakuan Muhi, diketahui sepanjang Januari sampai Februari 2013, kelompok ini sudah enam kali beraksi merampok karyawan pembawa uang setoran SPBU di Jakarta Timur.
"Dari delapan perampokan yang korbannya petugas SPBU, pelaku mengaku enam diantaranya dilakukan oleh kelompoknya," kata Mulyadi.
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Latihan Soal & Kunci Jawaban Informatika Kelas 10 SMA/MA Materi Informatika dan Keterampilan Generik
Menurut Mulyadi, kawanan perampok spesialis uang setoran SPBU ini jumlahnya sekitar 15 orang. Dalam setiap aksinya, dilakukan mulai 2 sampai 5 orang. "Sebelum menentukan target dan waktu aksinya, mereka sudah memantau aktifitas SPBU beberapa lama," kata Mulyadi.
Mulyadi menjelaskan Hoderi alias Dori adalah koordinator kelompok ini. Dori adalah eksekutor dalam setiap aksi perampokan. "Baik membacok atau melepaskan tembakan senjata api, dialah eksekutornya," kata Mulyadi.
Dori sangat disegani oleh kelompoknya. Dori diketahui adalah residivis atau bromocorah atas sejumlah kasus perampokan sebelumnya di wilayah Jawa Timur.
"Sejak tahun 2010 dia ke Jakarta dan buat kelompok lagi. Sejak itu mereka beraksi di Jakarta Timur," kata Mulyadi.