TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda berbakat dan handal menulis feature serta peduli pada isu-isu dampak negatif perubahan iklim?
Pastikan Anda menghadiri talkshow soal isu perubahan iklim serta pengumuman lomba atau kompetisi "Anugerah Jurnalistik Perubahan Iklim".Hadiahnya asyik loh dan ini tantangan menarik buat jurnalis untuk menggeber dan menyadarkan dampak negatif perubahan iklim pada masyarakat luas.
Jadi, catat baik-baik dan ingat acara yang digelar secara gratis oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, kerja bareng dengan Climate Change Trust Fund.
Hari, tanggal : Kamis, 18 April 2013
Waktu : Pukul 12.00 - 15.00 WIB
Tempat : Hotel Akmani, Jl. KH. Wahid Hasyim 91,
Jakarta. Telp. 021- 31905335
Narasumber :
1) Heiner Von Luepke, Climate Change Policy Advisor, GIZ
2) Syamsidar Thamrin, Head of Secretary Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF)
3) Harry Surjadi, Jurnalis peliput isu lingkungan dan perubahan iklim, Mantan Direktur Society
of Indonesian Enviromental Journalists (SIEJ)
Moderator : Wahyu Dhyatmika, Redaktur Pelaksana Tempo.co
Berminat mengikuti ajang kompetisi menulis isu perubahan iklim ini?
Acara ini terbuka untuk para jurnalis anggota dan non-anggota AJI di Jakarta dari di media cetak, online, televisi, radio dan jurnalis foto. Anda yang berminat harap melakukan registrasi ke ajijak@cbn.net.id paling lambat pada tanggal 7 Oktober 2013.
Hadiahnya? Dipastikan 'Wow', dapatkan info lengkapnya di talkshow ini.
Adapun tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi terbaru kepada para jurnalis tentang isu perubahan iklim secara global dan Indonesia, dan informasi seputar kebijakan, prakarsa mengurangi dampak perubahan iklim dan pembiayaan perubahan iklim di Indonesia.
2. Meningkatkan awareness (pengenalan) terhadap isu perubahan iklim di kalangan media massa di Indonesia melalui kegiatan Anugrah Jurnalistik Perubahan Iklim ICCTF.
Apa saja yang akan dibahas dan dikupas tuntas dalam talkshow ini?
1. Perkembangan terkini isu Perubahan Iklim di tingkat global. Pembicara akan menyampaikan kesepakatan terbaru mengurangi dampak perubahan iklim dan sejumlah agenda global ke depan dalam isu perubahan iklim.
Pemateri: Heiner Von Luepke, Climate Change Policy Advisor, GIZ
2. Isu terkini dan pembiayaan perubahan iklim di Indonesia. Pembicara akan menyampaikan garis besar kebijakan pemerintah, pembiayaan yang telah direalisasikan dan komitmen pembiayaan dari Negara-negara donor hingga pembiayaan pada proyek-proyek yang bisa mengurangi dampak perubahan iklim.
Pemateri: Syamsidar Thamrin, Head of Secretary Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF)
3. Media di Indonesia dan isu perubahan iklim. Pembicara akan mereview pemberitaan media seputar isu perubahan iklim dan agenda penting media dalam isu perubahan iklim.
Pemateri: Harry Surjadi, jurnalis peliput isu lingkungan dan perubahan iklim dan Mantan Direktur Society of Indonesian Enviromental Journalists (SIEJ)
Latar belakang Talkshow:
Kita sering mendengar para petani mengalami kerugian besar karena sawah sawah mereka mengalami kekeringan panjang. Di waktu lainnya, para petani gagal menanam karena sawahnya kebanjiran. Para petani susah sekali merencanakan kapan harus menanam padi karena iklim sekarang begitu susah diprediksi. Sementara di saat musim hujan, sawah mereka sering terendam banjir.
Yang terakhir adalah banjir Jakarta yang melanda ibukota hingga ke Bundaran Hotel Indonesia. Simbol kawasan elit dan mewah Jakarta itu terendam banjir hingga peristiwa langka itu menjadi konsumsi empuk media nasional dan internasional.
Kisah dan fakta di atas adalah potret nyata dari dampak perubahan iklim di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional, dalam satu dasawarsa terakhir 79 persen bencana yang melanda berbagai daerah di Indonesia terjadi akibat perubahan iklim.
Menurut staf Ahli Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman, Bemby Uripto, selama periode 2000-2010 bencana akibat perubahan iklim ini telah menyebabkan sekitar 4.936 orang meninggal dan hilang serta 17,7 juta jiwa menderita dan mengungsi.
Perubahan iklim terjadi karena dampak dari emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, yakni gas karbondioksida (CO2). Secara global, Indonesia menjadi penyumbang terbesar ketiga CO2 setelah Amerika Serikat dan China.
Pemerintah mengatasi dampak perubahan iklim dengan melakukan kegiatan yang dapat mengurangi emisi karbon (CO2).Misalnya, program efisiensi energy menggunakan bahan bakar non fosil, mengendalikan pemekaran kota, memperbaiki transportasi umum, daur ulang sampah, serta reklamasi air dan program penghijauan.
Pemerintah telah menyatakanakan mengurangi emisi gas rumah kaca pada 2020 dengan target hingga sebesar 26% dengan upaya sendiri dan 41% dengan bantuan dan kerjasama internasional. Untuk mengkoordinasi dana internasional di bidang perubahan iklim, Indonesia membentuk Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF).
Sejak berdiri September 2009, ICCTF sudah aktif melakukan berbagai aktivitas terkait perubahan iklim. Khususnya mendanai berbagai pilot project yang mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia.
ICCTF adalah satu-satunya mekanisme Trust Fund di bidang perubahan iklim di Indonesia. Akan tetapi media massa kurang mengenal ICCTF, begitu pula peran dan upaya yang telah dilakukan oleh ICCTF.
Di sisi lain, media massa di Indonesia juga masih terbatas dalam memberikan perhatian terhadap isu perubahan iklim di Indonesia, meskipun dampaknya telah dirasakan, seperti bencana banjir dan kekeringan. Karya jurnalistik yang baik tentang perubahan iklim dengan berbagai fakta dan dampaknya masih terbatas di media massa.
Dilandasi keprihatinan itu, talkshow seputar perubahan iklim sekaligus peluncuran anugrah jurnalistik perubahan iklim digelar untuk kalangan jurnalis. (Agung BS)