News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dugaan Malapraktik

Meninggalnya Anna di RSU Persahabatan Sisakan Kekecewaan Keluarga

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pandapotan Manurung menunjukkan foto pernikahannya dengan Anna Marlina Simanungkalit

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musibah meninggalnya Anna Marlina Simanungkalit (38) di Rumah Sakit Umum Persahabatan, Jakarta Timur, menyisakan kekecewaan bagi keluarga terhadap pelayanan rumah sakit. Suami Anna, Pandapotan Manurung (41), bahkan trauma dan tak mau lagi menginjakkan kakinya lagi ke RS tersebut.

"Kemarin tepat satu bulan istri saya meninggal, namun saya masih belum bisa terima dengan apa yang dilakukan RS Persahabatan terhadap istri saya. Sampai akhir hidupnya di RS itu, almarhumah istri saya tidak pernah ditangani dengan baik," kata Potan saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (24/4/2013).

Potan menuturkan, berkali-kali ia pun meratapi nasib istrinya yang malang itu dengan terus berdoa. Menurutnya, penderitaan sang istri usai operasi pengangkatan kelenjar tiroid yang pertama ialah yang paling menyayat hati.

"Waktu saya berikan bubur almarhumah mengerang kesakitan di bagian leher. Malam harinya ada pembengkakan pada wajah dari rahang sampai mata bawah. Saya hanya bisa memeluk almarhumah sambil berdoa dan menangis, karena tak tahan melihat penderitaan karena menahan sakit yang luar biasa saat itu," tuturnya.

Dikatakan Potan, pada saat Anna mengalami penderitaan yang luar biasa itu, dirinya hanya bisa mengalah dan berharap dalam hati agar secepatnya pihak rumah sakit memberikan penanganan yang terbaik.

Sebelumnya diberitakan, Anna masuk ke Poli Bedah RSUP Persahabatan pada 20 Februari 2013 atas keluhan bagian leher mengalami benjolan dan sakit. Semula, dokter ahli bedah dr Budi mendiagnosis Anna mengidap kelenjar tiroid sehingga harus dioperasi. Namun, setelah dioperasi, kondisi Anna kian lama kian menurun.

Pada 13 Maret 2013 pagi, dokter Budi yang melakukan operasi mengatakan, pembengkakan dan rasa sakit di leher Anna disebabkan adanya bekuan darah yang menutup saluran tiroid yang diangkat. Oleh sebab itu, pasien harus menjalani operasi ulang.

Tak sampai setengah hari, dokter Budi memberikan pernyataan berbeda. Ia mengatakan, tiroid pasien sudah menjadi kanker ganas yang melilit saluran pernafasan sehingga saat dilakukan pengangkatan, saluran makan sang pasien yang dikatakannya sudah lemah, menipis dan sobek. Pada 23 Maret 2013, kondisi Anna terus menurun dan meninggal dunia sekitar pukul 12.45 WIB.

Pandapotan pun menduga dokter Budi telah melakukan malpraktik sehingga menyebabkan istrinya meninggal. Keluarga kemudian melaporkan dugaan malpraktik tersebut ke Polda Metro Jaya tertanggal Senin (22/4/2013) dengan nomor laporan LP/1316/IV/2013/Dit Reskrimum. Dalam surat laporan tersebut, dr Budi dituduh melakukan kelalaian yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia (pasal 359 KUHP) dan pelanggaran jabatan (pasal 361 KUHP).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini