News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nestapa Pekerja Anak

INVESTIGASI: Bocah Tuntun Kedua Orangtua Tuna Netra Mengamen, Selalu Bersiasat Hindari Razia

Penulis: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bocah bernama Rozaq (paling depan) ini menuntun langkah kedua orangtuanya yang tuna netra yakni Iwan Ertanto (kiri) dan ibunya, Titik Wuryani serta si bungsu Ridwan, saat berangkat mengamen karaoke, Jumat (24/5/2013). Nestapa pekerja anak.

Selain menyanyi, Titik juga menggendong Ridwan, 7 tahun, si bungsu yang juga adik kandung Rozaq. Sementara Rozaq sendiri berjalan paling depan.

Kondisi kedua orangtua yang tuna netra memaksa Rozaq berperan multifungsi.

Ia bertugas sebagai 'komandan langkah' bagi kedua orangtua saat menuju stasiun, membeli tiket, menaiki gerbong kereta, sampai akhirnya turun di stasiun tujuan hingga menyusuri lorong pasar-pasar tradisional untuk mengais rezeki.

Tak hanya sebagai penunjuk arah, ia juga harus aktif menyawer uang kepada para pengunjung pasar yang berseliweran di sekitarnya dengan cara menyorongkan bekas botol kemasan air mineral yang dibelah dua untuk tempat uang.

"Terima kasih, ibu. Terima kasih, Om," begitu ucapan Rozaq tiap kali ada orang yang menyodorkan lembaran-lembaran rupiah atau koin uang Rp 500-an.

Sementara sang ibu tiada lelah mendendangkan lagu-lagu pop lama yang barangkali tidak dikenal oleh anak-anak muda zaman sekarang. Titik sengaja membawakan lagu-lagu lama karena di mata dia, mayoritas yang memberikan sedekah adalah orang-orang tua seusia mereka yang selera lagunya sama.

Siang itu, sang ibu mengalunkan tembang "Tak Ingin Sendiri" yang tenar di era 1980-an lewat alunan biduan Dian Piesesha.

Setelah itu berganti lagu "Telepon Rindu" milik Nani Sugianto, disusul tembang sendu "Benci Tapi Rindu" ciptaan Obbie Messakh yang tenar lewat bibir penyanyi pop Ratih Purwasih.

Dalam kondisi lelah karena terus berjalan di lorong-lorong pasar, Rozaq juga membantu ngemong sang adik yang acapkali rewel, entah karena mengantuk atau lapar dan haus.

"Adik ngantuk atau haus, sih? Sini kakak gendong," sapa Rozaq. Tapi sang adik menggeleng-geleng kepala, memilih tetap berada di gendongan ibunya yang berjalan dengan sedikit tertatih-tatih lantaran menahan letih itu.

Siswa SD Jombang 3 Tangerang Selatan itu ekstra waspada menghindari jalan berlubang, jalanan becek atau kubangan air hujan yang dilalui.

"Bapak kepalanya pernah kepentok tiang listrik, gara-gara tangan bapak lepas dari bahuku, terus bingung arah jalannya," tutur Rozaq saat dibuntuti Tribunnews.com di sela mengamen.

"Namanya juga nggak bisa lihat, kalau nggak hati-hati ya bisa kepleset. Saya tempo hari meringis kesakitan, kaki terkilir saat jatuh di peron stasiun," sahut Titik Wuryani yang berjalan paling belakang.

Kejadian-kejadian sial yang menimpa bapak dan ibunya membuat Rozaq tidak boleh lelah, tidak boleh mengantuk, apalagi lengah dalam menuntun mereka mengamen karaoke.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini