TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Hans, saksi mata yang duduk satu bangku dengan Tito Kei Refra saat kejadian penembakan, menuturkan peristiwa berlangsung sangat cepat.
"Saat kami asyik bermain kartu, tiba-tiba ditembak," kata Hans, saat berbincang dengan Tribunnews.com, Sabtu (1/6/2013) siang.
Hans laki-laki berkumis tebal saat ditemui mengenakan kaus kutang, T-shirt, putih dan celana pendek merah.
Dua dari tiga rekan Tito Kei Refra berhasil ditemui Tribunnews.com. Selain Hans ada lagi Geri. Sementara Petrus, tidak berhasil ditemui.
Mereka berempat sedang bermain kartu gaplek saat ditembak Jumat (31/5/2013), malam.
Malam itu, Tito, Hans, Geri dan Petrus memainkan kartu di meja papan.
Mereka berempat mengelilingi meja papan, setinggi kurang lebih 1 meter, tiangnya ditancapkan ke tanah. Malam itu, permainan kartu baru saja di mulai.
"Kami main kartu main-main saja, resfresing. Tidak pakai uang. Kalau pakai uang, masa di pinggir jalan," ujar Hans.
Tito Kei Refra ditembak orang tak dikenal saat bermain kartu gaplek.
Hans mengobrol bersama Tribun kurang lebih 20 menit, sesekali terpotong, oleh aktivitas anggota keluarganya. "Sudah ya mas, saya bingung juga mau ngomong apa lagi, memang begitu singkat," ujarnya.
Geri ditemui di tempat berbeda. "Apa yang dikatakan pak Hans, itulah keterangan saya. Tidak lebih," ujar Geri yang mengaku masih pusing karena pulang pagi usai menjalani pemeriksaan di Polrestro Bekasi.
Beberapa jam sebelumnya, sekitar pukul 09.00, kediaman Geri didatangi Tribun, namun saat itu, dia masih tidur. Yang menyambut di gerbang rumah adalah istrinya. (Domu D Ambarita/Abdul Qodir/Nicolas Manafe/Theresia Felesiani)