Tribunnews.com, Jakarta— Direktur Teknis PT Jakarta Monorail (JM) Bovanantoo mengatakan, mengacu kondisi saat ini, pihaknya memperkirakan tarif tiket monorel mencapai 1 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 9.500-Rp 10.000 untuk sekali perjalanan.
Menurut Bovanantoo, pihaknya dan investor, Ortus Holdings Limited, sedang melakukan survei keinginan dan kemampuan membayar masyarakat. Hasil survei itu, lanjut Bovanantoo, akan dijadikan pertimbangan dalam menentukan harga tiket sehingga bisa dijangkau masyarakat menengah ke bawah.
"Saat ini, kita istilahkan pada saat beroperasi tiketnya satu dollar Amerika. Sehingga kita asumsikan, tarif tiket monorel di kisaran Rp 9.500 hingga Rp 10.000. Tetapi, nanti kita akan survei kembali," kata Bovanantoo, di Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis Ortus Holdings Limited Banyu Biru Djarot mengatakan, masih terlalu dini untuk menentukan tarif tiket perjalanan monorel karena monorel diperkirakan baru akan dioperasikan pada akhir 2015 atau awal 2016.
Menurut Banyu, dalam rentang waktu saat ini hingga 2016, akan ada banyak faktor yang dapat memengaruhi harga tiket monorel. Faktor-faktor itu antara lain tarif dasar listrik, harga BBM, situasi sosial politik, inflasi, dan geopolitik.
"Saya tidak berani mengatakan tarifnya Rp 9.500-10.000, tapi kami akan memberikan harga yang paling efektif dan dapat dijangkau oleh masyarakat," kata Banyu.
Ditemui dalam kesempatan berbeda, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung rencana tarif tiket monorel yang mencapai Rp 10.000, mengingat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang berharap monorel nantinya digunakan oleh warga yang saat ini menggunakan kendaraan pribadi.
"Sekarang saja kalau orang dari Serpong naik bus ke Harmoni harus bayar Rp 23.000. Jadi targetnya kan orang yang bawa mobil. Pasti sanggup mereka," ujar Basuki.