TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai berlakunya tarif progresif untuk layanan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek memang berdampak pada penurunan drastis biaya perjalanan.
Bayangkan saja, yang sebelumnya bertarif Rp 8 ribu (jauh dekat sama saja) kini cuma cukup bayar Rp 2 ribu untuk setiap perjalanan lima stasiun pertama plus Rp 500 untuk tiga stasiun berikutnya.
Kontan saja, ini berdampak pula pada banjir penumpang luar biasa.
Ini karena penumpang yang biasa naik kereta penumpang kelas ekonomi langsung bermigrasi ke KRL Commuter Line. Penumpang pun berdesak-desakan.
Akibatnya, seorang ibu bernama Ningsih, jatuh pingsan. Gawatnya lagi, ibu muda ini dalam kondisi hamil tergencet-gencet desak-desakan penumpang dalam perjalanan KRL Commuter Line arah Serpong menuju Stasiun Tanah Abang Jakarta Pusat, Senin pagi (1/7/2013).
"Tolong-tolong berikan kursi pada ibu hamil ini!" teriak seorang penumpang. Rupanya sederet penumpang yang sedang duduk tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengar. Kursi tidak diberikan pada sang ibu hamil.
"Bruuukk....!" tubuh Ningsih tersungkur menimpa sederet penumpang yang duduk tadi. Ningsih kemudian mual-mual dan muntah! Untung, ia hanya 'muntah angin' dengan sedikit air liur keluar.
Di dinding gerbong sudah tertulis "Priority Seats" (kursi prioritas) hanya diperuntukkan untuk ibu hamil, usia lanjut, ibu membawa anak dan penyandang cacat. Tapi tetap saja banyak penumpang tidak peduli.
"Saya nggak kuat berdiri. Saya lagi hamil muda," bisik Ningsih saat siuman.
Agung BS