TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 12 begal yang kerap memalak serta mengancam sopir kontainer dan truk yang melintas di sepanjang Jalan Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara diamankan aparat Subdit Resmob Polda Metro Jaya, Jumat (12/7/2013) dinihari.
Kawanan ini kerap menghadang kontainer dan truk pembawa barang khususnya sembako dan meminta uang kepada para sopirnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat siang menuturkan operasi atau razia ini dilakukan dalam rangka cipta kondisi di bulan Ramadan.
Ke 12 orang ini, kata Rikwanto, kerap memalak dan memeras para sopir kontainer dan truk yang melintasi jalur distribusi dari pelabuhan Tanjung Priok ke Ancol atau sebaliknya.
Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Adex Yudiswan dalam kesempatan yang sama mengatakan para pemalak ini biasanya beraksi mulai pukul 01.00 sampai pukul 05.00.
Mereka beraksi di sepanjang Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara di jalur distribusi barang yang dilewati kontainer dan truk.
Dalam beraksi satu malam atau selama 4 jam itu, rata-rata setiap pelaku bisa mengantongi uang Rp 100.000. "Mereka minta uangnya bervariasi. Mulai dari ribuan sampai puluhan ribu," kata Adex.
Aksi kawanan ini kata Adex dilakukan di titik dimana kontainer dan truk melaju pelan.
"Mereka akan langsung menghadang kontainer atau truk dengan berkelompok sebanyak tiga atau 4 orang. Lalu mereka meminta uang kepada sopir dan mengancam jika tidak memberi. Ancamannya bahwa kendaraan para sopir itu sudah dikenali dan jika melintas setiap hari akan dipersulit atau dijarah," papar Adex.
Adex menjelaskan para pelaku biasanya menyiapkan benda tumpul seperti balok dan besi sebagai alat untuk mengancam para sopir truk dan kontainer.
"Saat kami amankan, tidak ada senjata tajam pada mereka," kata Adex.
Namun dari penangkapan ini, kata Adex, para korban atau sopir truk dan kontainer belum ada yang mau atau bersedia membuat laporan. "Kami masih menunggu laporan para korban yakni poara sopir truk dan kontainer. Saat dimana 12 pelaku kami amankan, para sopir truk dan kontainer korban mereka sedang deadline pengiriman barang, sehingga memilih bekerja dulu sebelum memberi laporan," kata Adex.
Adex menduga kawanan pemalak sopir truk dan kontainer ini sudah beraksi cukup lama dan tahunan. "Mereka beraksi di wilayah di dekat mereka tinggal sehingga selalu merasa aman. Apalagi selama ini para korban biasanya enggan melapor," kata Adex.
Reza (18) salah seorang pelaku yang masih duduk di bangku SMA, saat dipertemukan ke hadapan wartawan mengaku melakukan aksinya hanya karena iseng. "Iseng aja," katanya.
(bum)