TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi sebagian orang, masa mudik Lebaran sangat dinantikan, namun tidak bagi sebagian lainnya, khususnya para sopir taksi.
Pada H-7 hingga Selasa (6/8/2013), para sopir taksi mengaku mengalami penurunan pendapatan.
Amir, salah satu sopir taksi mengatakan, masa mudik merupakan masa yang paling sulit. Bahkan, ada penurunan pendapatan hingga separuh dari hari biasa.
"Biasanya kami nyetor bisa Rp 750 ribu-Rp 800 ribu per hari. Khusus dari Kamis hingga sekarang, turun ke Rp 450 ribu per hari. Ini baru setoran ke kantor, belum dikurangi selisihnya untuk pemasukan kami," katanya ketika ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013).
Minimnya pendapatan dipastikan akan mengerus perolehan pendapatan sopir taksi. Biaya sopir taksi didapat setelah pengurangan setoran dengan biaya bensin, serta biaya wajib yang diberikan berdasarkan argo dan jarak tempuh taksi.
"Kalau setoran Rp 750 ribu dikurangi bensin Rp 150 ribu dan setoran Rp 400 ribu, maka kami dapat bersihnya Rp 200 ribu," jelasnya.
Pada masa Lebaran, biaya bensin memang berkurang, tapi pendapatan juga berkurang. Amir mencontohkan, dari biaya yang mencapai Rp 450 ribu per hari setelah dikurangi bensin dan lain-lain, ia akan mendapatkan biaya bersih sekitar Rp 100 ribu.
"Memang bensin enggak terlalu besar dibandingkan hari biasa, karena enggak macet. Tapi, kepala saya pusing mikirin selisihnya supaya enggak tekor," tutur Amir.
Ia pun berharap situasi kembali normal pada senin pekan depan atau H+3 Lebaran. Saat itu, Amir memerkirakan ada kenaikan setoran seiring aktivitas harian yang mulai berjalan.
"Mudah-mudahan Selasa sudah bisa kembali normal lah, kan sudah banyak yang mau masuk," harap pria yang mengaku dalam sebulan bisa menyetor Rp 13 juta dalam kondisi normal. (*)