Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta Umar Idris, menyesalkan terjadinya tindak kekerasan yang dialami aktivis pers kampus Didaktika di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Ia menduga, pemukulan satu aktivis Didaktika oleh mahasiswa UNJ itu sudah direncanakan. Pemukulan itu sendiri, dipicu keributan mahasiswa dua fakultas di UNJ.
Ketika keributan terjadi, satu mahasiswa dari salah satu fakultas dikeroyok oleh mahawasiswa yang menjadi lawannya. Pemukulan dipicu karena mahasiswa itu menertawakan soal perpeloncoan yang dilakukan.
Didaktika, kemudian memuat berita itu. Sebelum diberitakan, persma itu sudah melakukan konfirmasi ke setiap pihak, bahkan ke pembantu dekan.
Namun, ketika peristiwa itu diberitakan, sekelompok mahasiswa yang tak menyukainya mendatangi kantor Didaktika. Mereka, meminta penulis didihadirkan, setelah itu malah kekerasan yang dilakukan.
"Kalau dari pemberitaan media kan sudah tidak ada masalah. Artinya, wartawannya kan sudah konfirmasi kedua belah pihak. Artinya secara jurnalistik berita itu sudah tidak ada masalah. Sebaiknya adik-adik di kampus belajar menyelesaikan masalah ini tanpa ada kekerasan," kata Umar saat dihubungi Tribunnews, Minggu (25/8/2013).
AJI, dan juga LBH Pers sendiri siap membantu pers kampus Didaktika, karena kegiatannya legal untuk disampaikan kepada dewan pers.
"Tapi memang sebaiknya diselesaikan secara internal. Tapi rasanya akan susah, karena ada dugaan rektorat melakukan pembiaran terhadap kekerasan tersebut," tandasnya.