TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bripka Sukardi meninggal setelah ditembak oleh orang tak dikenal di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat diperjalanan mengawal enam truk bermuatan baja dari Tanjung Priok menuju Rasuna Tower. Bripka Sukardi tewas setelah ditembak sebanyak tiga kali.
Pengakuan seorang sopir truk, dirinya tidak menyadari saat Bripka Sukardi ditembak oleh orang tidak dikenal. Sopir itu mengaku saat iring-iringan perjalanan dari Tanjung Priok di urutan kedua. Dirinya hanya berjarak 200 meter dari truk urutan pertama yang disampingnya ada Bripka Sukardi.
"Saya kira itu suara petasan, nggak taunya suara tembakan," katanya kepada Tribunnews.com, di depan Rasuna Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2013).
Ia mengatakan, tidak melihat adanya sepeda motor yang mencurigakan saat iring-iringan berlangsung. Ia mulai curiga saat truk pertama menyalakan lampu hazard dan mulai menepikan truknya.
"Saya pun ikut menepi waktu truk pertama meminggirkan kepinggir jalan," tuturnya.
Ia pun kaget bukan kepalang saat mengetahui Bripka Sukardi sudah terkapar dengan tiga tembakan. Saat itu menurutnya, Bripka Sukardi langsung meninggal ditempat. Posisi tubuhnya kaki kanan berada dibawah tertindih oleh sepede motornya, sedangkan kaki kirinya diatas dekat knalpot.
Menurutnya, sejak saat itu ia dan kelima sopir lainnya segera dibawa polisi untuk dimintai keterangan. Ia dan rekan-rekannya menjalani berbagai rangkaian pemeriksaan. Pada pukul 03.00 WIB dini hari para sopir diminta memindahkan truknya ke depan Rasuna Tower.
Setelah memindahkan truk, para sopir dan para kernetnya kembali segera dibawa kembali polisi untuk dilakukan pemeriksaan. Mereka ditanyakan oleh polisi seputar kejadian yang memakan korban Bripka Sukardi.
"Sekitar jam 2 siang (14.00 WIB) kita dikembalikan kesini (Rasuna Trower)," ucapnya.
Iring-iringan truk menurutnya, berangkat dari Tanjung Priok pukul 21.00 WIB. Mereka melewati rute jalan Yos Sudarso-Cempaka Putih-Pramuka-Senen-Manggarai-Pasar Rumput-Kuningan. Menurutnya, mereka sampai di depan gedung KPK sekitar pukul 22.15 WIB.
Ia pun mengaku tidak mengenal dengan Bripka Sukardi sebelumnya. Ia hanya bertegur sapa saat bertemu dengan Bripka Sukardi saat hendak menuju Kuningan. Selama diperjalanan pun Bripka Sukardi mengawal dengan sesuai tugasnya.
"Bripka Sukardi selalu memperhatikan iring-iringan truk saat diperempatan lampu merah. Ia selalu memastikan tidak ada truk yang tertinggal," tuturnya.
Diakuinya, saat malam naas itu, Bripka Sukardi memang tidak mengenakan jaket. Sepanjang perjalanan mengawal Bripka Sukardi hanya mengenakan seragam khas polisi.
Sopir Truk: Saya Kira Suara Petasan
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger