Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Ahmad Abdul Qodir Jaelani alias Dul mengalami ketakutan yang luar biasa akan kematian. Putra ketiga hasil perkawinana Ahmad Dhani-Maia Estianty yang kini dirawat di ruang ICCU RS Pondok Indah merasakan sesak napas di dadanya.
Tim medis medis RS Pondok Indah menyebutkan, sesak nafas yang dialami Dul akibat ada genangan cairan darah di paru-parunya. "Dul masih bisa komunikasi. Cuma dilanda ketakutan yang luar biasa. Dia pikir dia mau mati, dia takut sekali," ujar Ahmad Dhani saat ditemui di RSPI, Jakarta, Rabu, (11/9/2013).
Menurut Dhani, Senin malam sebenarnya sudah dilakukan penyedotan darah di sekitar paru-paru Dul dengan menggunakan jarum. "Tapi, temuan hari ini (kemarin), ternyata darah semakin banyak. Lebih dari 350 CC," ujar Dhani.
Pemilik Republik Cinta Management (RCM) itu bingung. Ia tak tahu lagi apa yang mesti dilakukan selain menyerahkan hal itu kepada tim medis. Tim medis sudah melakukan tindakan medis sementara agar nafas Dul tidak sesak.
Mengenai penyedotan darah di paru-paru, akan dilakukan segera mungkin. "Diduga genangan darah lebih banyak. Saya enggak tahu apakah itu namanya bocor atau perdarahan. Saya bingung juga. Saya enggak dapat jawaban," ucap Dhani.
Mengenai rencana mengirim Dul untuk operasi tulang rusuk di bagian punggung ke Singapura, Dhani mengaku masih membicarakan dengan keluarganya. "Kami belum tentukan dan mau rapatkan dulu, apakah operasi itu akan dilakukan di sini atau di Singapura," ujar Dhani.
Operasi tersebut harus dilakukan karena adanya kerusakan tulang pada rusuk ketujuh dan ke delapan. CT scan terhadap tulang rusuk yang rusak juga sudah dilakukan untuk mengetahui posisi persisnya. "Jadi, keputusan ke Singapura dirapatkan dulu. Karena dengan kondisi tulang punggung seperti itu bisa menerima guncangan di atas pesawat," lanjut Dhani.
Selain upaya penyedotan darah, Dul juga tengah menjalani tes MRI untuk mengetahui apakah syarafnya bermasalah atau tidak pasca-mengalami kecelakaan di Tol Jagorawi yang menewaskan enam orang pada Minggu (8/9) dinihari.