Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi mogok produksi yang dilakukan produsen tempe tahu lantaran harga kedelai belum juga turun, berakhir pada Rabu (11/9/2013) kemarin. Para perajin pun harus memutar otak agar tak terus merugi.
Selain menaikan harga mereka juga memperkecil ukuran tempe tahu. Contohnya, Dedi (33), perajin tahu yang ada di daerah RT 05/02, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur yang mengaku memperkecil ukuran dan menaikan harga tahu untuk menutup biaya produksi.
Dedi yang sebelumnya menjual tahu seharga Rp 2.000 per bungkus, kini terpaksa menetapkan harga Rp 2.500 per bungkus. Dikatakan Dedi, dengan kebutuhan kedelai 60 kilogram per hari, keuntungan yang diperoleh tidak lebih dari Rp 200.000.
Para produsen mengaku kecewa dengan sikap pemerintah yang tak juga dapat menstabilkan harga kedelai. Padahal, dengan kedelai yang masih tersedia, pemerintah seharusnya bisa menekan harga.
"Percuma impor-impor terus kalau harganya masih tinggi," kata Nurdin (59), seorang penyuplai kedelai kepada para pengrajin di daerah Condet, Kamis (12/9/2013).
Nurdin menuturkan, dirinya membutuhkan dua ton kedelai per enam hari untuk disuplai kepada 10 pengrajin tahu. Agar para pengrajin dapat tetap bertahan, dirinya terpaksa menahan harga agar tidak terlalu tinggi.
"Waktu harga kedelai masih Rp 75.000 perkilogram, setelah diolah, bahan tahu saya jual dijual Rp 12.000 perkilogram. Lalu harga kedelai naik menjadi Rp 8.500, dan 13.000 per kilogram. Dan sekarang, harga kedelai rata-rata Rp 9.500, saya tetap jual Rp 13.000," jelasnya.