TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Abdul Qodir Mufti menyebut akhir pekan lalu merupakan hari yang melelahkan. Sejak Sabtu (7/9) ia harus dua kali bolak-balik Jakarta-Cibitung untuk mengambil sejumlah mobil.
Diungkapkan, orang-orang yang berada di dalam mobil Grand Max itu adalah para sopir yang diantar ke suatu tempat untuk membawa mobil-mobil baru ke kantornya kantor di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Selesai mengambil mobil di Cibitung ia harus mengambil mobil di kawasan Cibinong, Jawa Barat.
Sudah dua kali ia dan teman-temannya bolak-balik Jakarta-Cibinong. Saat kecelakaan terjadi ia dan teman-temannya tengah dalam perjalanan terakhir untuk mengambil mobil dari Cibinong. Abdul Qodir mengingat mereka meninggalkan kantor di Sunter sekitar pukul 21.00 WIB. Mobil yang ia tumpangi masuk ke jalan tol dari pintu tol Plumpang.
Dalam mobil suasana hening, karena semua orang sudah cukup lelah dan memilih untuk tidur. Tak ada yang mengobrol, tak ada yang bercanda. Hanya ada Agus Wahyudi yang menurutnya tengah menyantap nasi kotak jatah dari kantor.
"Saya juga tidur setelah masuk tol. Tidak ingat apa-apa lagi," ujarnya. Ia baru terbangun ketika mendengar benturan keras. Setelah itu guncangan hebat terjadi. Tak pelak ia langsung pingsan sebelum berhasil membuka mata untuk mencari tahu asal suara itu.
"Saya waktu sadar mobil sudah kecelakaan. Badan saya sakit-sakit semua," jelasnya. Ia mengingat mobil sudah terguling di sisi kirinya. Kaca belakang mobil sudah pecah, dan bagian depan sisi atas mobil terbuka.
Sepuluh orang yang berada di bagian belakang mobil jatuh saling menindih, termasuk dirinya. Abdul Qodir mengingat ia masih bisa mendengar suara sejumlah teman-temannya merintih kesakitan.
Ada juga yang terus berdoa karena merasa kesakitan luar biasa. Abdul Qodir termasuk yang paling sadar di antara teman-temannya. Dalam perjalanan ke Rumah Sakit Meilia ia masih sempat menghubungi orangtuanya.
Sesampainya di rumah sakit, sejumlah teman-temannya pun berdatangan. "Dari teman saya itu saya baru tahu, yang nabrak mobil saya itu anaknya Ahmad Dhani," ujarnya.
Dari tayangan berita di televisi yang ia saksikan pada Minggu (8/9) pagi, Abdul Qodir baru mengetahui, Dul (putra Ahmad Dhani) baru berumur 13 tahun.
Abdul Qodir mengaku selama perawatan tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Ahmad Dhani memenuhi janji menanggung seluruh biaya perawatan. Ia tidak menyimpan dendam terhadap perbuatan Dul.
Oleh karena itu ia mengaku menerima permintaan maaf dari Ahmad Dhani, yang menemuinya di rumah sakit Senin (9/9) lalu. "Dia cukup gentle, mau datang langsung untuk minta maaf," katanya.
Rekan Abdul Qodir, Yaser Affan (35) atau yang akrab dipanggil Robby, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakir Meilia, Depok, Sabtu (14/9) dini hari. Ia meninggal setelah seminggu menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
Abdul Qodir Mufti mengatakan ia duduk paling belakang di kursi bagian kanan. Di sebelah kanannya duduk Julheri, Robby, Nurmansyah, dan Poedjo Widodo (35). Di bangku sebelah kiri ditempati Agus Wahyudi Hartono (40), Agus Komara, Wahyudi (35), Pardomuan Sinaga, dan Komaruddin (42).